“Berhenti menjadi penakut, mau kapan kita terus terpuruk? Mau sampai kapan kita menjadi bangsa yang penakut?”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]andiaga Uno mengatakan bahwa kampanye sudah seharusnya diisi dengan sikap santun, cerdas dan penuh keikhlasan. Tidak boleh ada pemecah belah dan ia pun mengimbau, baik kubunya maupun yang lainnya, jangan sampai mengail di air keruh.
Hmm, tapi kalau mengail di air yang kurang jernih gapapa ya bang? Kurang jernih loh, bukan enggak jernih. Ahahaha, entah kenapa nih gengs, kalau eyke mendengar abang yang satu ini bicara serius, rasanya jadi enggak pantas banget deh. Soalnya kan kalau eyke lihat di IG-nya tuh doi bercanda mulu gitu, jadinya gimana gitu kalau lihat doi serius. Gimana kalau menurut kalian? Apa merasa seperi apa yang eyke rasakan? Ahahaha.
Ucapan Sandi ini merupakan respon atas isu tersebarnya spanduk provokatif yang menyebut Jokowi sebagai kader PKI di Tanah Abang. Spanduk itu diketahui tercantum gambar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, lengkap dengan nomor urut mereka sebagai peserta Pemilu. Selain itu, tercatat pula logo parpol pendukung pasangan tersebut, sedangkan di sisi kanan spanduk tertulis sejumlah tagar. Salah satu di antaranya menyatakan Jokowi bersama PKI. Weleh-weleh.
Ngeri banget ya, semakin ke sini politik kita kok semakin enggak sehat aja deh! Apa mungkin kasus yang terjadi saat ini serupa seperti kasus spanduk Raja Jokowi beberapa waktu lalu? Ah tapi kayaknya enggak mungkin banget, masa pendukungnya kurang kerjaan banget bikin seperti itu. Share on X
Atas kejadian tersebut, Sandi akhirnya mempersilahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk segera mengusutnya. Apabila Bawaslu berhasil menemukan bukti dan yang bersalah adalah kubunya Sandi, maka pihaknya harus bersedia mempertanggungjawabkannya secara hukum.
Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) yang mengetahui kabar ini, ternyata ikut berbicara. TKN melalui Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa keberadaan spanduk tersebut telah melecehkan, menghina, dan menurunkan wibawa seorang kepala negara.
Karding kemudian meminta aparat berwajib untuk bertugas tidak hanya sampai mencabut spanduk tersebut. Lebih jauh, Ketua DPP PKB itu meminta polisi untuk bertindak cepat dan pro-aktif untuk menyelidiki siapa pelakunya dan langkah yang harus diambil berikutnya.
Waduh, siapa ya kira-kira yang berani-beraninya masang spanduk seperti itu? Ada kamera pengintai enggak ya di area pemasangan sepanduk? Semoga aja deh enggak ketangkep pak pemasangnnya. Kok bisa? Lah bisa lah, kalau ketangkep, kasihan cuy kena hukuman yang berat. Apalagi seandainya yang tertangkap itu punya anak dan punya istri, kan kasihan. Ckckck. (G35)