HomeBelajar PolitikBangladesh Segera Relokasi Etnis Rohingya

Bangladesh Segera Relokasi Etnis Rohingya

Pemerintah Bangladesh dikabarkan akan meneruskan kebijakan kontroversialnya terkait pengungsi Rohingya. Sekitar 315.000 pengungsi Rohingya segera direlokasi Pemerintah Bangladesh ke sebuah pulau terpencil, yaitu pulau Thengar Char di Teluk Bengala.


pinterpolitik.comRabu, 1 Februari 2017.

BANGLADESH – Pemerintah Bangladesh, seperti diberitakan dalam situs resmi pemerintah, telah membuat sebuah komite yang terdiri dari pemerintahan daerah di pesisir untuk membantu mewujudkan kebijakan relokasi tersebut.

Rencana ini menuai kecaman bagi Pemerintah Bangladesh, baik dari pimpinan etnis Rohingya, PBB, serta para aktivis HAM. Pasalnya, Pulau Thengar Char diketahui sering mengalami banjir saat air pasang sebab tidak memiliki sistem pertahanan banjir, sehingga rencana relokasi ini dianggap hanya ingin membunuh etnis Rohingya secara perlahan.

Banyak yang menduga, ide ini diduga karena pengungsi etnis Rohingya selama ini mendirikan kawasan pengungsian kumuh di wilayah Cox Bazar dan menjadi kawasan pengungsian di pantai yang terpanjang di dunia.

Sayangnya, lokasi tersebut tidak jauh dari kawasan wisata terbesar di Bangladesh. Tak heran bila banyak yang merasa kalau relokasi yang direncanakan adalah upaya untuk mengusir etnis Rohingya, untuk membangkitkan kembali gairah wisata di lokasi tersebut karena pemerintah takut angka kunjungan wisatanya menurun.

Tragedi Rohingya disebut sebagai tragedi kemanusian karena etnik Rohingya bernasib paling sial di atas muka bumi ini. Mereka tidak punya tanah asal dan secara politik tidak diakui kewarganegaraannya oleh negara tempat mereka bertempat tinggal. Mereka adalah korban dari politik pemerintah yang memanfaatkan isu agama untuk kepentingan pribadi para petinggi Myanmar.

Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut warga Rohingya sebagai kelompok paling teraniaya dan jauh lebih buruk ketimbang warga kulit hitam saat apartheid diberlakukan di Afrika Selatan. (Berbagai sumber/ A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...