HomeBelajar PolitikAturan KPU, Bahaya Untuk Ma’ruf!

Aturan KPU, Bahaya Untuk Ma’ruf!

Kecil Besar

 “Memberikan posisi kepada calon wakil presiden itu saya pikir bermain di porsi, bagaimana menjaga keseimbangan” ~ Moeldoko


PinterPolitik.com

[dropcap]J[/dropcap]enderal Purnawirawan Moeldoko yang saat ini menjadi Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin baru saja mengatakan bahwa pihaknya tak keberatan dengan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak akan memberikan kisi-kisi dalam debat kedua. Begini kata doi gengs:

“Ya, lebih baik. Ya, lepas aja lah, bicara sudah pengalaman mengelola negara dengan baik. Khususnya Jokowi. Jadi oke-oke saja lah”.

Hmmm, yakin banget oke-oke saja? Gimana nih kalau menurut pendapat kalian? Kalau eyke sih ketawa aja deh cuy, soalnya  malas komentar yang ujung-ujungnya juga pasti ada bocoran. Ahahaha.

Moeldoko tidak merasa khawatir dengan aturan KPU karena pengalaman Jokowi sebagai presiden tak perlu lagi diragukan. Ia juga bilang, selama ini Jokowi telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. Hmm, cius banget nih? Kok malah eyke yang enggak yakin ya sama omongannya Moeldoko? Eh tapi eyke bilang gini bukan berarti eyke yakin sama Prabowo-Sandi loh! Awas loh, jangan dipelintir, nanti eyke baper nih.

Moeldoko juga beralasan pengalaman yang sudah dilalui selama empat tahun dan prestasi yang diraih Jokowi, membuat dirinya tak akan kesulitan untuk melakukan debat tanpa kisi-kisi dari KPU. Namun, enggak tahu deh kalau Ma’ruf Amin gimana. Uppss, yang soal Ma’ruf eyke aja yang nambah-nambahin ya gengs. Wkwkwk.

Btw, gimana ya nasib Ma’ruf saat berhadapan dengan Sandi ketika melakukan debat Pilpres di putaran selanjutnya? Hmm, apa mungkin nih Sandi menjadi lawan yang sebanding untuk Ma’ruf? Jika KPU benar-benar tidak akan memberikan bocoran kepada Ma’ruf, bisa-bisa ke mana-mana nih jawabannya Ma’ruf. Kok bisa? Share on X

Baca juga :  Open Loker Cawapres 2029, Puan Maharani? 

Lah bisa cuy! Coba aja ingat-ingat lagi selama beberapa bulan terakhir Ma’ruf ngomong apa saja. Dari pembahasan soal mobil nasional, sampai unek-unek rasa penyesalan saat doi bikin keputusan memenjarakan orang. Wkwkwk, jangan sampai nih saat debat nanti Ma’ruf yang tidak bisa mejawab pertanyaan bilang gini:

“Saya sebenarnya tidak mau jadi cawapres, saya lebih nyaman jadi Rais Aam PBNU dan Ketua Majelis Ulama Indonesia”.

Wkwkwk, ngeri cuy kalau beneran Ma’ruf keceplosan ngomong gini. Bisa jadi gatot (gagal total) nih Jokowi jadi presiden untuk periode kedua. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...