Site icon PinterPolitik.com

Amien Rais, Cikal Bakal Diktator?

Amien Rais, Cikal Bakal Diktator?

Foto : Istimewa

“Orang yang memaksa-maksa di negara penganut paham demokrasi harus dipenjarakan. Kebebasan di negara otoriter adalah kesalahan yang fatal. Jadi kita pilih bebas atau dipenjara?”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]enasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amien Rais mengaku akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir jika lembaganya tak bersikap pada Pemilihan Presiden 2019.

Kata Amien di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu, Amien berniat akan jewer Haedar. Yah pak, kok dijewer doang sih! Mana mempan kalau gitu, coba bapak ngancamnya gini:

Amien: “Eh Haedar! Berani kamu ya, awas kamu kalau sampai tidak menentukan sikap untuk mendukung Prabowo. Saya gampar bolak-balik kamu sampai kayak bengkak mukanya Ratna Sarumpaet.”

Balasan Haedar setelah mengetahui Amien mengancam seperti itu:

Haedar: “Lah bang! Kok galak banget, biarin sih bang kita kan negara demokrasi. Masa pilihan presiden dipaksakan? Kalau abang seperti itu, gagal jadi pahlawan reformasi dong bang?”

Amien kembali merespon tanggapannya Haedar dengan nada yang semakin tak karuan:

Amien: “Haedar…! Beraninya kamu melawan sama senior. Kamu belum tahu ya rasanya jadi seperti saya? Eh maksudnya belum pernah ya kamu jadi samsak? Segala pakai bawa-bawa reformasi lagi!”

Haedar pun tidak membalas lagi sebab di depan rumahnya sudah ada paket yang berisikan sarung tinju berwarna biru beserta lampiran surat ancaman yang berisi seperti ini:

“Untuk kamu yang ada di balik pintu. Stop melawan! Hati-hati kalau sampai berani nyanyi lagi di depan media massa atau pun di media sosial! Surat beserta sarung tinju ini kuberikan kamu sebagai peringatan pertama”. Wkwkwkw.

Bentar gengs, jangan pada baper, ini cuman candaan yang sifatnya menghibur loh! Beneran deh, enggak ada niatan untuk bikin ribut, apalagi bikin keadaan makin caur! Ehehehe.

Intinya cuy, menurut Amien, bukan merupakan fatwa jika Haedar selaku pimpinan menyerahkan pilihan bebas kepada kader terhadap siapa suaranya akan diberikan, sehingga dibutuhkan ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.

PP Muhammadiyah, menurut Amien, tidak boleh diam saja atau tidak jelas sikapnya untuk menentukan pemimpin bangsa ini di periode 2019-2024. Sikap Muhammadiyah secara organisasi selanjutnya disampaikan ke umat, sehingga pada 17 April 2019 sudah tidak terjadi perdebatan memilih lagi.

Gimana nih menurut kalian? Menjadi pantaskah Amien selaku aktor reformasi yang pro demokrasi memaksakan kehendak PP Muhamadyah untuk memilih presiden? Kalau menurut saya sih no comment aja deh, dari pada dibilang kecebong yang kamvert. Ahahaha. (G35)

Exit mobile version