PSI menyambut baik bergabungnya PAN ke dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Meski begitu, partai yang mengidentikkan diri mereka dengan anak muda itu dikabarkan juga menyindir politik dua kaki yang dimainkan PAN. Apa ini bentuk cemburu PSI pada PAN?
“Aku tahu dia yang bisa menjadi seperti yang engkau minta. Namun, selama aku bernyawa, aku kan mencoba menjadi seperti yang kau minta” – Chrisye, “Seperti Yang Kau Minta” (2002)
Ini cerita gue kala harus melalui sebuah unrequited love. This is a story when you feel like your world evolves around someone. This is a moment when you can feel what Chrisye felt while writing the song “Seperti Yang Kau Minta” (2002).
SEBUAH UTAS (1/n)
Cerita ini dimulai pada tahun 2017 silam. Kala itu, gue ketemu someone yang menurut gue adalah segalanya. That someone selalu bikin gue mesmerized. Soal pandangan politiknya yang kerap berangkat dari rakyat, it’s kinda “sexy” on his own way. Well, that year is when everything started. (2/n)
Di tahun itu, gue mutusin buat selalu ngedukung dia – apapun persoalan yang dihadapin. Gue pun senantiasa memberikan segala potensi yang gue punya buat ngebantu – entah itu soal pemikiran gue yang dia anggap millennial banget atau soal cara-cara komunikasi gue yang nyentrik. (3/n)
Seiring berjalannya waktu, his time is up buat menentukan karier pribadinya di masa depan. If I was not mistaken, it was 2019. Kita memutuskan buat sama-sama berjuang di potensi kita masing-masing. Dia apply untuk posisi top leader, sementara gue berusaha untuk menjadi wakil rakyat – which actually suits my passion so well. I know kadang aneh sih anak seumuran gue mau jadi politisi, but don’t @ me. (4/n)
Setelah kita ngelaluin prosesnya bersama, the fortune didn’t really come to each of us. He made it to the top smoothly, sementara gue harus menerima kenyataan pahit soal kegagalan gue. At first, he is okay with that. Kita masih maintain hubungan supportive kita satu sama lain. But y’all know. Titik ini adalah titik di mana everything started to crumble. (5/n)
Baca Juga: PSI, Anak Emas Jokowi?
Dia mulai sibuk dengan karier dia yang cemerlang sebagai top executive. Sementara, gue masih berkecimpung di isu-isu lokal. Semakin dia sibuk, gue ngerasa dia semakin jarang buat ngeluangin waktu buat gue. Gue sih masih berusaha keep cool aja. (6/n)
Until the point di mana dia malah ngajak orang lain buat makan malam bareng. Bahkan, dia nggak bilang atau ngajak gue. Di sini, gue ngerasa sedih banget sih – apalagi kek after everything I’ve done. (7/n)
Setelah gue stalk nih, namanya adalah PAN (gue spill aja ya). Well, somehow, dia emang better in some ways. Di sini, gue ngerasa kek lirik Chrisye yang bunyinya, “Aku tahu dia yang bisa menjadi seperti yang engkau minta.” (8/n)
Gimana ya? Si PAN ini ternyata daftar posisi yang sama gue dua tahun yang lalu – dan dia LOLOS. Di sini, gue nggak habis pikir. I know everyone matters, tapi hal ini membuat gue ngerasa worthless. Huhu. ☹ (9/n)
Tapi, gue sadar bad energy kek gini nggak bakal ngerubah apa-apa. seperti apa yang Om Chrisye bilang, “Selama aku, bernyawa aku kan mencoba menjadi seperti yang kau minta.” We’ll see ya, PAN. Si Vox Populi kemarin bilang gue udah terkenal (bisa tembus 5%). Everyone will know who I am. Mark my words lah ya. (10/n)
Udah dulu ya thread-nya, guys. It’s already late. Gon’ be back for you tomorrow – or someday, I guess. Thank you ya yang udah nyimak. (11/n) (A43)
Baca Juga: Bergabungnya PAN, Kemunduran Demokrasi?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.