Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton, Britania Raya (Inggris), menemukan bahwa terdapat polusi paracetamol yang melebihi batas aman di Teluk Jakarta. Apa ini semua karena kebijakan Anies Baswedan?
Pada suatu pagi, di Jayakarta alternate universe Bumi-45, hamparan laut terlihat lebih luas dari biasanya. Namun, tanpa disadari, luasnya lautan itu diakibatkan oleh naiknya permukaan laut yang dari waktu ke waktu memakan wilayah pesisir Jayakarta.
Di tengah situasi tersebut, sejumlah agen dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengambil sampel air laut dari Teluk Jayakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mencari zat-zat alien yang tersebar di perairan tersebut.
Mulan: Bagaimana? Sudah amankah sampelnya?
Agen 1: Sudah, Ma’am. Sampel siap disalurkan ke markas.
Agen 2: Iya, Ma’am. Beda dengan bansos yang baru disalurkan separuh-separuh yang karena datanya yang semrawut.
Mulan: Hussh. Jangan ngawur kamu. Kamu mau ditembak?! Hah?!
Setelah menyelesaikan tugas mereka untuk mengambil sampel air laut, Mulan dan para agen pun memutuskan untuk bergegas kembali ke markas besar. “Mari pulang, marilah pulang, marilah pulang bersama-sama,” begitu nyanyian Agen 2.
Sehari kemudian, hasil tes sampel pun keluar. Ternyata, oh, ternyata, Mulan menemukan zat-zat yang dianggap alien bagi ekosistem Teluk Jayakarta.
Mulan: Apa?! Di air Teluk Jayakarta ada E. Coli?! Ini apa juga? Ada paracetamol juga?!
Peneliti 1: Iya, Ma’am. Mencengangkan bukan?
Mulan: Lha, kok bisa ini semua terjadi? Kayaknya, saya perlu tanya ke Pemerintah Provinsi Jayakarta ini.
Baca Juga: Manuver Anies ala “Avenger”?
Mulan sebagai ketua tim peneliti dari BRIN akhirnya bergegas pergi menemui Gubernur Jayakarta Anies Baswedan. Mereka pun berdiskusi guna menemukan penyebab dan pokok persoalan yang terjadi di Teluk Jayakarta ini.
Mulan: Permisi, Bapak Gubernur. Dari hasil penelitian tim BRIN, ditemukan sejumlah zat-zat obat-obatan, seperti paracetamol, yang alien bagi para penghuni ekosistem Teluk Jayakarta. Ini bisa berdampak buruk juga bagi keberlangsungan mereka.
Anies: Waduh, kira-kira, kenapa bisa begitu ya, Bu Mulan?
Mulan: Barang kali, ini terjadi karena banyak rakyat Jayakarta stress dan sakit kepala akibat deadline-deadline yang mereka kejar mungkin, Pak. Kan, kita sendiri tahu bagaimana kerasnya ibu kota.
Anies: Hmm, bisa jadi seperti itu. Sejumlah rekan-rekan di DPRD Jayakarta juga akhir-akhir ini kabarnya sering pusing sih. Apalagi kawan-kawan dari PDIP dan PSI, katanya sih bingung mau di-gimana-kan lagi ini wacana interpelasi Formula E.
Mulan: Wah, bisa jadi benar itu, Pak.
Anies: Oh iya, apa ini gara-gara tingkat vaksinasi Covid-19 di Jayakarta yang mencapai level di atas 100 persen ya, Bu Mulan? Soalnya, vaksinasi ini saya kejar terus agar rakyat Jayakarta senantiasa terlindungi dari ancaman Covid-19. Kan, Bu Mulan tahu sendiri kalau KIPI-nya biasanya dikasih paracetamol juga.
Mulan pun speechless melihat Anies yang akhirnya malah flexing atas manuver politik dan kebijakan publiknya. Ia pun bertanya-tanya, manuver dan kebijakan apa lagi ya yang ternyata telah dilakukan Anies selama ini? Apakah yang dikatakan Giring soal Anies benar? (A43)
Baca Juga: Anies Ternyata “Adik” Surya Paloh?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.