HomeCelotehPuan, Ganjar, dan Politik Followers

Puan, Ganjar, dan Politik Followers

Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) alias Gus AMI dalam sebuah wawancara mengungkapkan bahwa generasi muda bisa berkontribusi dan mencalonkan diri di dunia politik dengan modal jumlah followers yang banyak. Lantas, berapa jumlah followers para kandidat calon presiden (capres) 2024 – mulai dari Cak Imin, Puan Maharani, Ridwan Kamil (RK), hingga Ganjar Pranowo?


PinterPolitik.com

“Eksis, prestise. Di dunia online at least. Pilih ID yang necis. Tentuin Twitter address. Semoga banyak yang follow. Kalau cuma dikit, hati galau” – Saykoji, “Followback” (2011)

Bila dulu massa pengikut menjadi ukuran atas pengaruh dari seseorang, kini zaman mungkin telah berubah – setidaknya di Negara Indonesia dalam alternate universe Bumi-45. Bagaimana tidak? Di tengah banyaknya pengguna media sosial (medsos) – seperti Cuitter, Instangram (IG), dan Fakebook (FB), jumlah pengikut (followers) dalam bentuk lain malah menjadi “mata uang” utama dalam kehidupan sosial di Bumi-45.

Mungkin, sejalan dengan apa yang dibilang Saykoji, jumlah followers juga menentukan “harga” seseorang – khususnya bagi para pegiat medsos (influencers). Semakin banyak followers-nya, semakin tinggi juga tarif yang dimiliki untuk mendapatkan jasa endorsement.

Bak bisnis, para influencers ini pun menjual “produk” followers mereka untuk menawarkan jasa mereka kepada para endorser. Beberapa influencers yang terkenal di Bumi-45 adalah Kak Ganjar (@kakganjar), Mbak Puan (@puanmaharaniiri), Emil (@riduankamil), dan Chuck Imin (@CakImiNever).

Pada suatu hari, mereka harus berkompetisi untuk mendapatkan klien endorsement yang bernama Pak Joko. Sudah menjadi rahasia umum kalau Pak Joko ini merupakan salah satu endorser yang menjanjikan, apalagi dengan berbagai terobosan besar bisnisnya – mulai dari perusahaan mebel, mobil dalam negeri, hingga jalan tol dan pembangunan kota baru.

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Pak Joko: Ayo, siapa yang di sini ngerasa paling cocok jadi influencer saya. Saya tanya ke kalian masing-masing ya. Kalau saya tanya saya sendiri, jadinya YNTKTS. Hehe.

Kak Ganjar: Jelas saya dong, Pak. Siapa lagi yang dibilang paling mirip sama Pak Joko? Wong, kadang-kadang, ada yang nggak bisa bedain saya dengan njenengan. Selain itu, followers-ku onok patang miliar lho, Pak.

Pak Joko: Wuoh, akeh’e, Mas. Terkenal ya Mas Ganjar iki. Kalau Chuck Imin gimana?

Chuck Imin: Kalau saya juga lumayan banyak kok, Pak Joko. Ada 2,9 juta. Pak Joko coba cek saja ke akun IG saya, @CakImiNever. Monggo.


Baca Juga: Prabowo Jadi Bapak Online?


Pak Joko: Hmm, bagus, bagus. Kalau Mas Riduan gimana?

EmilAbdi mah malah lebih banyak dari pada Kang Ganjar, Pak. Di akun saya, @riduankamil, ada sekitar 14,5 juta followers.

Pak Joko: Gila! Banyak banget, Mas Riduan. Coba kita lihat Mbak Puan berapa?

Mbak Puan: Hmm. Kalau saya sebenarnya apa adanya sih, Pak. Saya cuma 588 ribu.

(Tiba-tibaseseorang datang menawarkan followers untuk dibeli.)

Penjual: Permisi. Saya mau menawarkan bapak dan ibu sekalian ini, sebuah tawaran menarik. Jadi, saya jual sejumlah followers. Ada macem-macem paketannya juga. Ada yang followers aja tanpa aktivitas. Ada juga yang followers sekalian jaminan likes-nya.

(Kedatangan sang Penjual membuat para influencers ini terdiam.)

Penjual: Hmm, kok mukanya bapak dan ibu sekalian familiar ya. Rasanya, kayak pernah ketemu di mana gitu. 

Pak Joko: Waduh!

(A43)

Baca Juga: Ridwan Kamil Akhirnya Ungguli Sandiaga?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Baca juga :  Pak Prabowo! Waspada Indonesia Debt-Su*cide! 

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?