“Money is better than poverty, if only for financial reason” – Woody Allen, aktor asal Amerika Serikat (AS)
Sob, mimin mau tanya nih kepada kalian. Bagaimana jika tiba-tiba kalian menemukan sebuah tas yang isinya full uang? Lebih lanjut lagi, mimin mau tanya juga nih. Kira-kira, uang tersebut mau kalian pakai buat apa?
Kalau mimin sih pasti untuk hal yang bermanfaat ya. Kan, mimin anak baik-baik. Upss.
Jangan seperti jalan cerita film Orang Kaya Baru (OKB) ya, sob. Mereka ini kan sudah lama terbiasa hidup dalam keadaan yang biasa-biasa saja, bahkan serba pas-pasan. Ladalah, mendadak si bapak ternyata meninggal dunia.
Bagaimana tidak kaget ya? Biasa hidup serba pas-pasan, mendadak didatangi seorang pengacara yang ternyata mau memberikan harta warisan peninggalan si bapak yang ternyata sebenarnya dia orang kaya raya.
Singkat cerita nih, mereka mendapatkan warisan yang banyak hingga miliaran rupiah dan bingung uangnya mau digunakan untuk apa. Walhasil, karena bingung untuk apa, akhirnya uangnya digunakan untuk foya-foya dan beli apa saja yang mereka inginkan.
Dalam waktu sekejap, mereka sekeluarga akhirnya kembali menjadi orang pas-pasan, cuy, dengan menghambur-hamburkan uang tanpa perhitungan. Kenapa? Ya, karena mereka tidak mempunyai management yang bagus, sob.
Nah, kondisi tersebut kelihatannya akan menghampiri Indonesia, gengs, dalam waktu dekat ini. Pasalnya, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan Sumiyati menyebut bahwa pemerintah hanya punya waktu sekitar tiga bulan untuk bisa merealisasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk penanganan pandemi Covid-19.
Byuhh, tentu ini waktu yang mepet banget ya, dengan anggaran sebegitu banyak. Mereka yang dapat uang kaget saja bingung mau dipakai apa uangnya dalam waktu yang dibatasi.
Ini karena penyerapan anggaran hanya 38,6 persen hingga 23 September kemarin, sob. Kacau banget kan?
Pertanyaan mimin nih, kok bisa ya seperti ini loh? Padahal, sejak lama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan warning kepada para menteri agar melakukan lebih banyak melakukan penyerapan anggaran loh. Tujuannya apa? Ya agar ekonomi di bawah bergeliat lagi, cuy.
Lebih jauh, by the way, gimana ya peran dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto? Terlebih, selain sebagai Menko Perekonomian, doi juga Ketua Gugus Tugas untuk Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN). Secara tidak langsung, doi bertanggung jawab terhadap hal ini ya, cuy.
Jangan sampai loh, pak, ntar karena mengejar target penyerapan anggaran, malah yang terjadi seperti perilaku dalam film OKB atau malah bingung mau digunakan untuk apa.
Kalau misal seperti Finlandia yang bingung mau menggunakan uangnya untuk apa setelah mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia sih maklum ya. Secara, dengan teritorial kecil, masyarakat tidak terlalu banyak.
Terlebih, jaminan kesehatan sebelum pandemi datang juga sudah bagus. Namun, kalau Indonesia kan sangat terbalik, sob.
Jadi, ironis banget ya, kalau pemerintah sampai bingung uangnya mau digunakan untuk apa. Banyak banget peluang untuk melakukan penyerapan anggaran yang berdampak pada ekonomi dan masyarakat. Hadeuhh. (F46)