“Jangan pernah memiliki rekan yang melemparkan Anda di bawah bayang-bayang” – Baltasar Gracian, filsuf asal Spanyol
Sebelum masuk ke dalam pembahasan, mimin mau memberi cerita yang cukup mencengangkan. Siapa yang nggak tahu Barcelona – tim besar dengan gaya tiki–taka yang luar biasa? Banyak yang sudah mengakui Barcelona bermain mengandalkan kebersamaan dan kekompakan karena, kalau tanpa semua itu, mustahil tiki–taka bisa tercipta.
Bayangkan saja. Apa jadinya jika strategi yang mengandalkan umpan cepat dan tepat dilakukan oleh pemain yang nggak solid, cuy? Tampaknya mustahil – kecuali apabila pemain tersebut melakukannya sebab profesionalitas saja.
Seperti yang baru saja mimin ketahui dari hubungan Ivan Rakitic dan Lionel Messi. Mimin tercengang, cuy, saat Rakitic mengaku nggak begitu akur dengan Messi selama di Barcelona. Mereka tuh cuma ‘say hello’saja di lapangan dan tempat latihan.
Tentu saja, bermain bersama orang yang nggak dekat dengan kita dalam strategi tiki-taka sangat susah, cuy. Rakitic pun mengakuinya. “Saya sudah mengatakan sisi saya. Hubungan saya dengan mereka (Messi dan Suarez) tidak pernah menjadi salah satu teman dekat. Saya percaya itu sulit dalam kelompok 23 atau 24 pemain,” katanya setelah fix berlabuh ke Sevilla untuk meninggalkan Barcelona.
Kok mimin baru tahu ya bahwa Rakitic dan Messi nggak dekat? Padahal, sewaktu di Barcelona, keduanya cukup romantis lho. Apa selama di Barcelona tuh Rakitic sebenarnya mau ngomong kalau ia nggak akur dengan Messi tetapi, karena sungkan, akhirnya urung disampaikan sehingga, saat Rakitic sudah nggak di Barcelona, ia leluasa ngomong apa adanya. Hehe.
Nah, seperti itulah yang mimin baca tatkala melihat hubungan antara mantan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Puyono dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang sekaligus merupakan Ketua Umum Gerindra.
Sebagaimana yang diberitakan, Bung Arief nih menampik tuduhan Pak Prabowo yang berkata demonstrasi penolakan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) tuh ditopang kekuatan asing. Bung Arief menganggap kalimat Pak Prabowo tersebut berbeda dengan anggapan bahwa RUU Ciptaker keberadaannya sangat ditunggu-tunggu oleh investor.
Mudahnya, masa pihak yang pengen kok malah membiayai aksi penolakan? Jaka sembung takut kecoa alias nggak nyambung, Pak.
Terlepas dari perdebatan keduanya, mimin justru fokus pada sikap Bung Arief sekarang, cuy. Selain mimin sadar ia berasal dari kelompok buruh, Bung Arief kini kelihatan lebih berani mengkritisi kebijakan Pak Prabowo.
Padahal, kita semua tahu lho dulu saat masih di Gerindra, Bung Arief nih menjadi kader tertaat – selain Fadli Zon tentunya – kepada Pak Prabowo. Jangan-jangan sebenarnya Bung Arief dulu pas di Gerindra sudah ada ketidakcocokan nih sama Pak Prabowo tetapi ditahan karena alasan yang sama seperti Rakitic. Hehe.(F46)