HomeCelotehGanjar 'Tiru' Ahok-Risma?

Ganjar ‘Tiru’ Ahok-Risma?

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengunggah sebuah video ke akun Instagram miliknya. Dalam video tersebut, Ganjar tampak kesal dan menendang sebuah tembok “palsu” dari salah satu bangunan sekolah di Tawangmangu, Karanganyar, Jateng.


PinterPolitik.com

Apalah negeri Nusantara kalau tidak dikenal dengan masyarakatnya yang sangat ramah? Inilah yang menjadi ciri khas dari sebuah negeri dari alternate universe Bumi-45 ini. Dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki gedung-gedung pencakar langit, keramahan menjadi salah satu kebanggaan negeri Nusantara.

Ada yang bilang bahwa masyarakat Nusantara adalah masyarakat yang narimo – selalu menerima dan ikhlas, termasuk soal ancaman-ancaman di wilayah tertentu. Kabarnya, negara itu adalah negara sahabat sehingga harus berhati-hati bila bertindak. Untung saja, ada istilah yang bilang kalau persahabatan itu bagai kepompong.

Namun, cerita ini bukanlah tentang persahabatan dengan negara lain. Cerita kali ini lebih mengenai bagaimana muncul sosok-sosok yang berani mendobrak norma-norma keramahan tersebut.

Ahoque, misalnya, jadi salah satu sosok yang suka terlihat marah-marah di publik. Tidak hanya Ahoque, ada juga Rizuma yang juga terlihat sering emosi ketika melihat bawahannya yang dianggap tidak becus. Katanya sih, itu merupakan sebuah dosa.

Mungkin, terinspirasi dari sosok-sosok ini, kini ada juga sosok lain yang mulai terlihat mendobrak prinsip keramahan Nusantara, yakni Kak Ganjar. Bagaimana tidak? Tiba-tiba, Kak Ganjar mengajak Ahoque dan Rizuma bertemu. Mereka pun bercakap soal apa itu kemarahan.


Ahoque: Ada apa, Mas? Kok tiba-tiba ngajak ketemu? Saya lagi sibuk ngebongkarin kontrak-kontrak BUMN yang ngerugiin nih.

Rizuma: Iya, Mas. Kenapa kok ngajak ketemu lagi? Kan, kemarin kita wis ketemu di makam Bung Kusno.

Kak Ganjar: Jadi, begini, Koh dan Mbak. Saya kemarin kesal banget sama seseorang. Jadinya, saya akhirnya emosi dan nendang tembok.

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

Rizuma: Lho, terus, gimana itu temboknya? Gaapa kan?

Ahoque: Lho, Mbak Rizuma ini gimana? Kok malah nanyain temboknya? Harusnya kakinya Kak Ganjar dong.


Baca Juga: Ganjar Pranowo di Negeri Jancukers

Warga NU Pilih Siapa 2024

Rizuma: Eh, iya. Maksud saya kakinya Kak Ganjar.

Kak Ganjar: Alhamdulillah, kaki saya gak apa-apa. Temboknya yang hancur.

Ahoque: Lho, malah temboknya yang hancur, Mas? Kak Ganjar ternyata punya kekuatan super. Gabung Avengers aja. Barang kali, bisa jadi seorang Avenger pertama dari negeri ini, Kak.

Kak GanjarOra ngono, Koh. Temboknya ternyata yang nggak becus. Itu ternyata terbuat dari hardboard. Padahal, bangunan baru itu buat sekolah. Langsung saya telepon bosnya. Saya marahin.

Rizuma: Lho, duso iku, Mas. Dosa puollSampean bilang dosa nggak ke bosnya itu?

Ahoque: Wah, itu nggak becus itu. Apa perlu dicari mafia-mafianya? Kak Ganjar pasang aja sistem pengawasan elektronik seperti e-budgeting.

Kak Ganjar: Ya, nggak, Mbak. Tapi, pokoknya saya marahin aja. Saya sih sebener’e ingin bisa belajar cara emosi yang tegas kayak Mbak dan Koh ini.

Rizuma: Ya, itu. Bilang aja dosa. Kan itu jadinya dosa ya, kan, kalau hasil pembangunannya tidak sesuai anggaran.

Ahoque: Pokoknya, tegas aja, Mas. Tapi, Kak Ganjar bukan kesal gara-gara hal lain, kan? Misalnya, sama Mbak Puwan. Hehe.

Kak Ganjar: Eh… Anu… Bukan kok… Hehe.


Setelah percakapan panjang itu, Kak Ganjar pun memutuskan untuk belajar ke Ahoque dan Rizuma. Ini semua dilakukan demi masa depan negeri yang lebih baik. Mungkin, salah satu kunci lainnya adalah kamera. Barang kali, itu bisa jadi bukti, kan? Bukan begitu? (A43)

Baca Juga: Mungkinkah Ganjar-Puan “Match”?

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?