“Secara umum, korupsi cenderung ada setiap kali pemerintah ingin memperpanjang, atau menjual sesuatu” – Alan Greenspan, mantan Ketua Federal Reserve AS
PinterPolitik.com
Ronaldo dan Messi boleh menjadi pemain dahsyat tanpa kurang di atas lapangan. Namun, di atas lembar pembayaran pajak, tidak ada privilege bagi keduanya.
Semuanya sama – sama-sama pernah tersandung kasus keuangan. Ronaldo pernah tersandung kasus penghindaran pajak (tax evasion) senilai Rp 248 miliar. Ia pun harus membayar denda senilai Rp 317,15 miliar.
Memang tidak banyak sih bagi Ronaldo tetapi tetap saja kasus ini menjadi duri tersendiri dalam karier cemerlangnya. Pun demikian halnya dengan Messi. Si La Pulga, julukan Messi, juga pernah terjerat kasus yang sama.
Bahkan nih, Messi sempat diancam akan dipenjara sekaligus membayar denda. Untung saja dia punya tim kuasa hukum yang moncer sehingga ia pun selamat dari ancaman bui.
Namun, seperti Ronaldo, tetap saja kasus ini akan menjadi kisah gelap tersendiri dalam buku biografinya kelak. Ya, begitulah. Se-moncer apa pun kariernya dan semasyhur apa namanya, kalau sudah di mata hukum, tidak ada yang bisa menghindar.
Barang kali, cerita itu perlu deh, cuy, direfleksikan oleh kedua menteri kita yang hebat-hebat nan dahsyat-dahsyat ini, yakni Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Pasalnya nih, keduanya juga sedang dihadapkan pada kasus sama tema beda nama dengan yang pernah dialami Ronaldo dan Messi, yakni babagan duit yang urusannya dengan negara, meski bukan pajak.
Jadi, cuy, usut punya usut, di balik kegarangan Prabowo dan ketegasan tanpa tedeng aling-alingnya Sri Mulyani, terselubung coret hitam yang diungkap oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kabarnya, dalam pengendusannya, BPK menemukan kejanggalan berupa penggunaan rekening pribadi di beberapa kementerian/lembaga sebesar Rp 71,78 miliar. Dua di antaranya adalah Kemenhan dan Kemenkeu.
Tentu saja ini bikin mimin syok, cuy. Bahkan bukan hanya mimin, Anggota BPK Hendra Sunanto juga kaget. Makanya ia berencana memanggil Prabowo dan Sri Mulyani untuk dimintai keterangan.
Wah wah wah, kok bisa gitu lho? Kedua menteri yang sedang dielu-elukan oleh publik justru malah kepleset begini sih. Penonton kecewa dong jadinya. Hehehe.
Tapi, nggakpapa deh, kita ikuti saja alur yang akan dijalankan oleh BPK. Semoga sih bisa dipertanggungjawabkan tuhaliran dananya buat apa dan ke mana saja. Dan, itulah yang justru mimin khawatirkan.
Lebih-lebih untuk Pak Prabowo, kan selama ini beliau dicitrakan sebagai sosok yang tegas, berwibawa, dan anti banget dengan korupsi. Apa lagi baru saja kemarin adik beliau mengatakan bahwa Pak Prabowo juga menemukan mark-up pengadaan alursista hingga 1000 persen. Hadeuh.
Terlepas dari prosesnya ke depan itu semua, tetap saja citra keduanya lho yang bikin mimin kasihan. Setitik apa pun nila pasti akan berpengaruh pada kemurnian susu sebelanga kan, cuy? Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.