HomeNalar PolitikMenyambut Pemilu Bersejarah 2019

Menyambut Pemilu Bersejarah 2019

Mempersiapkan pemilihan umum presiden dan legislatif tahun 2019, DPR sepakat untuk menambah jumlah anggota KPU dan Bawaslu, agar dapat bekerja secara maksimal.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]P[/dropcap]ada tahun 2019 mendatang, Indonesia akan mencatatkan sejarah baru Pemilihan Umum (Pemilu) yang baru. Pada saat itu, pemilihan presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) akan dilakukan secara serentak di hari yang sama. Pelaksanaan Pemilu ini berbeda dengan yang biasa dilakukan sejak tahun 2004, di mana Pilpres dan Pileg dilakukan di waktu yang terpisah.

Pemilu serentak ini juga diyakini dapat menghemat anggaran hingga 50 sampai 60 persen. Selain itu juga meningkatkan partisipasi publik, mengingat masyarakat hanya memilih satu kali untuk empat jenis pemilihan. “Pemilu serentak akan menghemat biaya politik dalam siklus pileg dan pilpres,” kata  Tim Pakar Pemerintah dalam Penyusunan RUU Penyelenggaraan Pemilu, Dani Syarifudin Nawawi.

Dengan sistem Pemilu Pilpres dan Pileg secara serentak, masyarakat akan dipermudah karena hanya akan datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS) sekali saja. Namun untuk menyelenggarakan dua pemilu secara bersamaan, otomatis membuat tugas dari Komite Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjadi semakin berat, terutama karena sumber daya manusianya yang terbatas.

Menurut seorang sumber, seluruh partai politik (Parpol) yang ada di DPR telah mempertimbangkan beban kerja yang harus ditanggung kedua instansi tersebut. Mereka pun sepakat dengan wacana penambahan jumlah anggota KPU dan Bawaslu. Kesepakatan ini tercapai saat rapat Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-undang (RUU) penyelenggaraan Pemilu.

Bila saat ini anggota KPU masih sebanyak 7 komisioner, sementara Bawaslu sebanyak 5 anggota. “Semua fraksi sepakat kalau komisioner KPU menjadi 11 orang dan anggota Bawaslu menjadi 9 orang,” kata sumber tersebut di Jakarta, Senin (27/3).

Baca juga :  Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Sumber tersebut juga memastikan kalau calon anggota KPU dan Bawaslu yang baru tidak akan berasal dari Parpol. Ini sesuai dengan wacana yang didengung-dengungkan sebelumnya, “Kami di DPR sangat menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menyatakan kalau KPU dan Bawaslu harus bebas keanggotaan Parpol selama lima tahun,” pungkasnya. (Suara Pembaruan)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Ketika Chill Guy Hadapi PPN 12%?

Mengapa meme ‘Chill Guy’ memiliki kaitan dengan situasi ekonomi dan sosial, misal dengan kenaikan PPN sebesar 12 persen pada Januari 2025?

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...