HomeCelotehCovid-19, Megawati di Mana?

Covid-19, Megawati di Mana?

“Ketua Umum memberikan arahan bahwa hasil penyisihan gaji tersebut harus dikoordinir dengan baik dan diprioritaskan untuk bantuan in-natura agar dapat segera sampai dan dapat segera digunakan oleh tujuan”. – Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP


PinterPolitik.com

Covid-19 memang membuat semua pihak turun tangan, baik masyarakat lapis bawah hingga kalangan elite.

Tokoh-tokoh utama nasional juga berlomba menyampaikan pandangannya soal penanganan Covid-19 ini. Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, sempat menyampaikan pendapatnya soal bagaimana seharusnya pemerintah mengambil langkah-langkah penanganan Covid-19.

Demikian pun dengan Pak Jusuf Kalla (JK) yang juga menyampaikan kritikan terkait pemerintah yang terkesan menyepelekan Covid-19.

Sementara Pak Prabowo Subianto justru menyampaikan pujian dan mendukung penuh upaya-upaya yang saat ini tengah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Ya iyalah, doi kan bagian dari pemerintahan juga. Uppps.

Tapi nih, banyak orang yang belum mendengar pandangan apa yang disampaikan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Misalnya nih, ajakan agar masyarakat di rumah aja, atau mematuhi pemerintah, dan lain sebagainya, belum juga terdengar disampaikan secara terbuka.

Komunikasi Mega baru sebatas sama elite-elite partainya. Emang sih, Bu Mega udah melakukan hal yang lebih riil, misalnya memberikan sumbangan tenda dan kebutuhan masyarakat, atau meminta kader-kader partainya memotong penghasilannya.

Namun, konteks komunikasi politiknya sebagai elite dengan jumlah pemilih PDIP sebagai partai terbesar di republik ini belum begitu tampak.

Bayangkan jika Bu Mega bicara di depan media dan meminta semua masyarakat Indonesia untuk menaati himbauan pemerintah. Bisa dipastikan kader-kader dan simpatisan PDIP akan mendengarkan arahan tersebut.

Begitupun juga jika Bu Mega bilang akan mendukung pemerintah sepenuh hati menghadapi Covid-19, pasti nggak ada menteri dari PDIP yang bikin ribut dan lain sebagainya. Upps. Emang nggak ada yang bikin ribut juga sih. Kecuali Menteri Sosial. Upps lagi.

Intinya, pernyataan Mega akan menjadi semacam guidance dan dukungan moril kepada Presiden Jokowi. Dan jika itu disampaikan ke hadapan publik, bisa jadi hal yang sangat besar dampaknya bagi pemerintahan Pak Jokowi.

Sekarang ini Bu Mega malah terlihat seperti the lost elite alias elite yang hilang. Padahal, penanganan Covid-19 ini punya momentum politik yang besar. Bagaimana partai politik seharusnya bersikap, bagaimana elite seharusnya bertindak, dan bagaimana narasi-narasi kebangsaan diperkuat.

Kan jadi banyak yang nyinyir bahwa Bu Mega seolah “menghilang”, sama kayak kadernya, siapa tuh namanya (#purapuralupa). Ahh, Harun Masiku, yang hingga kini nggak jelas ada di mana. Uppps.

Kan jadi nggak enak gitu kalau dibahas di grup WA bapak-bapak: “Tuh elite partai sama kadernya pada sama ya. Sama-sama menghilang”. Uppps, bercanda yo. Pizzz. Hehehe. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Kok Megawati Gak Turun Gunung?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.