“All roads lead to Rome.” – Medieval Rome
PinterPolitik.com
Menjelang akhir tahun tahun, KPK akan segera berganti kepemimpinan. Namun menilik situasi baru-baru ini kayaknya yang bakal ganti gak cuma pimpinannya aja, tapi juga pegawainya. Tentu kita udah pada tau mengenai rencana perubahan status kepegawaian KPK menjadi ASN.
Memang sih ide ini ditentang karena ditakutkan akan mengganggu independensi KPK. Cuman friksi sempat mendingin setelah huru-hara demonstrasi kemarin. Masalahnya apa yang ditakutkan akhirnya kejadian, bukan independensinya melainkan pegawai KPK yang mengundurkan diri.
Dalam pertemuan KPK dengan Komisi III DPR RI, anggota DPR Asrul Sani pun menganjurkan kepada Agus Rahardjo untuk memberikan transparansi mengenai berapa banyak pegawai yang keluar dari lembaga antirasuah tersebut menyusul perubahan kebijakan kepegawaian.
Pihak KPK sendiri melalui Agus Rahardjo, meminta untuk diciptakan aturan lebih lanjut untuk menjamin independensi KPK agar para pegawai yang berniat mengundurkan diri mengurungkan niatnya. Ini dinilai akan menyelamatkan masa depan KPK dari kekosongan pegawai yang memiliki integritas tinggi.
KPK patut waspada terhadap masa depannya, tapi selain masalah kepegawaian yang merundung KPK kita patut menyoroti fenomena yang berkenaan dengan ASN ini nih.
Selama beberapa waktu terakhir, Pemerintah kan lagi buka lowongan CPNS yang akan dijaring buat tahun depan. Sontak dong para pendamba abdi negara berbondong-bondong daftar sampe situs resminya sempet bermasalah beberapa kali.
Derasnya arus pelamar CPNS ini salah satunya didorong oleh faktor orang tua. Banyak nih pasti generasi milenial ke bawah yang disuruh orang tuanya buat daftar jadi abdi sipil negara supaya jam kerjanya pasti dan dapet pensiun. Ini sebenarnya udah jadi narasi umum di kalangan pelamar orang tua karena mereka cari aman untuk buah hati tercinta.
Nah, kelihatan sepertinya kalau para pegawai KPK yang ada sekarang itu bukan orang yang kerja semata-mata karena ingin aman di masa depan. Mereka sepertinya gak silau dengan hal itu dan lebih ingin bekerja dengan independensi tinggi tanpa konflik kepentingan dengan pemerintah.
Jadi sepertinya, ASN bukan untuk semua orang. Memang sih menggiurkan tunjangannya cuman dalam dunia yang serba kompleks, mencapai kesuksesan gak cuma bisa dilalui di satu pintu aja. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.