“In moments of pain, we seek revenge.” – Ami Ayalon, Politician
PinterPolitik.com
Kencangnya hembusan kabar bahwa Gerindra akan masuk lingkaran Istana menyakiti banyak pihak, salah satunya Rocky Gerung. Mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia ini menyatakan ketidaksukaannya terhadap Ketua Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurutnya Prabowo tak mengerti etika bernegara. Merapatnya beliau ke koalisi Jokowi justru menyakiti pendukungnya yang telah berkorban semasa elektoral kemarin. Rocky pun menambahkan manuver Prabowo itu mencederai demokrasi dan menjadikannya batu ganjalan.
Lagian seharusnya Gerindra menjadi penyeimbang petahana sebagai oposisi. Mungkin Prabowo lupa betapa sengitnya perseteruan kampanye untuk mencapai Istana. Tapi namanya politik praktis, kadang harus realistis kalau udah terkait kekuasaan.
Saking gak terimanya Rocky Gerung, dia sampai ngatain Prabowo gak perlu dan beliau cuma nyampahin negeri aja. Rocky bahkan menyuruh para cebongers untuk rame-rame musuhin Pak Prabowo.
Tapi ada yang aneh nih. Setelah ngatain Pak Prabowo, Rocky sempet-sempetnya dateng ke rapat pimpinan nasional Gerindra. Rocky pun menjawab dia menerima undangan khusus dari Gerindra. Udah gitu Rocky pede banget bilang kalo oposisi itu mendatangi pengundang bukannya menghindar.
Iya deh yang gentlemen. Tapi itu mah saya rasa karena bapak kangen aja sama konco lama. Bapak kangen kan ketemu Papa Sandiaga yang telah bermetamorfosis sebagai Super Sandiaga. Tapi bapak paling kangen sama Pak Prabowo pastinya.
Walaupun bapak sakit hati karena dikhianati Pak Prabowo, bapak toh tetep dateng. Bapak malu-malu nih. Tapi bapak sudah memutuskan ini sebagai bad breakup rupanya. Bapak pun sudah mematut diri sebagai oposisi Pak Prabowo kalo sampe beliau masuk pemerintahan, lebih-lebih sampe jadi menteri.
Mungkin sebagai seseorang yang telah berkeringat banyak buat Pak Prabowo, menjadi oposisi adalah cara bapak untuk membalas apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo. Bapak harusnya mafhum. Bapak memang berada di level akademisi, tapi Pak Prabowo kan berada di level praktisi.
Cobalah saling mengerti satu sama lain. Rekonsiliasi mungkin, kembali menjalin hubungan di situasi berbeda tidak jelek sepenuhnya bukan? (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.