“Sudah (rampung) Kabinet.” – Jokowi
PinterPolitik.com
Sebentar lagi Jokowi dan Ma’ruf Amin akan dilantik. Kabinet Kerja pun akan segera berganti. Layaknya kelulusan, ada penilaian terhadap kinerja para asisten super Jokowi ini. Kalo di sekolah tuh ada rapor yang menjadi dasar sistem ranking dan tertulis di papan tulis.
Maka mari kita lihat tiga teratas dan tiga terbawah. Baru-baru ini Alvara Research Center mengeluarkan survei mengenai kepuasan publik terhadap para menteri dalam Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019.
Dalam survei tersebut Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan menempati urutan teratas dengan skor sebesar 91,95 persen. Susi Pudjiastuti dicintai karena ketegasan dan keberaniannya.
Urutan kedua ditempati oleh Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan skor sebesar 84,07 persen. Pak Basuki ini dihargai atas jasanya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Dan di urutan ketiga bertengger Sri Mulyani dengan skor sebesar 83,39 persen. Bu Sri Mulyani ini disenangi publik karena dinilai cakap dalam mengelola keuangan negara di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang carut-marut.
Nah, tiga menteri tersebut rapotnya bernuansa hijau dengan skor memuaskan. Baiknya Pak Jokowi bangga dengan tiga trio ini. Tapi tentu dalam kabinet yang berisi berbagai menteri dengan perilaku dan ‘pencapaian’ yang berbeda ada saja yang bandel.
Nah, dalam Kabinet Kerja Jokowi ini ada juga yang ternyata keserempet kasus korupsi. Yang kemaren sempet rame, kasus korupsi Pak Imam Nahrawi. Ini agak lucu sih, karena Pak Imam ini merupakan generasi kedua Menpora berkumis yang keserempet kasus korupsi. Agaknya kutukan kumis Menpora menjadi satire tersendiri.
Ada lagi Pak Lukman Hakim Saifuddin. Nah, yang ini sih belum resmi jadi tersangka KPK. Meski begitu, sebagai menteri agama, Pak Lukman ini seperti tak kuasa menjaga kementeriannya bersih dari korupsi. Belum lagi, Pak Lukman ini sudah pernah diperiksa juga oleh KPK.
Di luar perkara korupsi, ada juga soal menteri dengan capaian yang tak memuaskan. Menteri ESDM Ignasius Jonan misalnya, pernah ditegur Pak Jokowi karena perkara defisit migas. Tidak tanggung-tanggung, kalau kata ekonom Faisal Basri, Pak Jonan ini disebut sebagai menteri dengan capaian terparah dan wajib diganti.
Pak Jokowi sebaiknya memilih menteri-menteri yang lebih terpercaya ke depannya. Tapi gimana ya, kalo KPK dan PPATK aja ga dilibatin dalam perumusan Kabinet Kerja Jokowi berikutnya. Semoga aja kita gak mendengar banyak berita menteri ditangkep ya di periode kedua nanti. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.