HomeBelajar Politik“Titipan” Buat Plt Gubernur DKI

“Titipan” Buat Plt Gubernur DKI

Soni diminta untuk memperhatikan beberapa hal dalam menjalankan pemerintahan di DKI Jakarta. Misalnya, menjaga tingkat inflasi, monitoring musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), operasi pasar, serta ground breaking beberapa proyek dan pengadaan lahan untuk kepentingan umum.

pinterpolitik.com

JAKARTA – Sumarsono, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, kembali menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI, karena Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakilnya Djarot Saiful Hidayat harus cuti untuk mengikuti masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Serah terima jabatan berlangsung, Senin (6/3/2017) malam, di Balaikota. Sumarsono, biasa disapa, Soni, akan jadi Plt Gubernur DKI sekitar  1,5 bulan. Sebelumnya, dia sudah jadi Plt, selama 3,5 bulan, pada masa kampanye putaran pertama. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila disebut Sumarsono “spesialis” Plt Gubernur DKI Jakarta.

Anggota Komisi II DPR,  Arteria Dahlan, mengemukakan, Soni adalah figur yang sudah berpengalaman memimpin DKI Jakarta, sebab pernah menduduki posisi yang sama, belum lama ini.

“Saya pikir tidak ada masalah karena Pak Soni kemarin toh sudah berpengalaman untuk mengurus DKI. Ini kali kedua dan lebih singkat, tidak lebih dari 1,5 bulan,” ujar Arteria, Selasa (7/3).

Oleh karena itu, ia meyakinkan publik agar tidak khawatir atas penunjukan kembali Soni oleh Mendagri.

“Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Beliau itu sosok pekerja. Jadi, enggak main-main politik, tegak lurus sama undang-undang. Kemarin kan terbukti demikian,” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Ia meminta Soni untuk memperhatikan beberapa hal dalam menjalankan pemerintahan di DKI Jakarta. Misalnya, menjaga tingkat inflasi, monitoring musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), operasi pasar, serta ground breaking beberapa proyek dan pengadaan lahan untuk kepentingan umum.

Plt Gubernur DKI

 

Berdasarkan Permendagri

Penunjukan Dirjen Otda itu kembali sebagai Plt Gubernur DKI berdasarkan Keputusan Mendagri nomor 121.31-2374 Tahun 2017. Payung hukumnya, Permendagri  No. 74/2016 tentang Cuti di Luar Tanggungan Negara bagi Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

Dalam Pasal 4 ayat 1 tertulis, selama Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota, menjalani cuti di luar tanggungan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, ditunjuk Plt Gubernur, Plt Bupati, dan Plt Wali Kota sampai selesainya masa kampanye.

Baca juga :  Betulkah Jokowi Melemah? 

Ayat 2 berbunyi, Plt Gubernur, sebagaimana dimaksud pada ayat 1, berasal dari pejabat pimpinan tinggi madya Kementerian Dalam Negeri atau Pemerintah Daerah Provinsi.

Sumarsono kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 22 Februari 1959. Ia lulusan program doktor manajemen pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Berbagai jabatan strategis pernah dipegangnya, antara lain, Direktur Keserasian Pembangunan Daerah, Direktur Pengembangan Wilayah dan Sekretaris Direktorat Jenderal Bangda Kemendagri.

Ia juga pernah menjabat Direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat pada Ditjen PMD, Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus pada Ditjenl Otonomi Daerah, dan ASDEP Pengelolaan Lintas Batas Negara, serta Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara. Ia pernah menjadi Ketua Tim Delapan, yang menggodok sejumlah produk kebijakan, seperti, grand design pengelolaan perbatasan negara.

Seusai dilantik Senin malam, Sumarsono berjanji melanjutkan program  gubernur non-aktif  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia akan meminta masukan dari Ahok selama menjabat Plt Gubernur.

Selain itu, dia akan berpegang teguh pada rencana kerja yang sudah disusun Ahok. Jika melakukan hal di luar koridor, dia mengaku siap ditegur. Sumarsono mengatakan, kebiasaannya berkonsultasi dengan Ahok sudah dilakukan sejak menjabat Plt Gubernur DKI pada cuti kampanye putaran pertama. Ia membantah kerap berselisih dengan Ahok dalam membuat kebijakan.

Ia menegaskan, kalau salah koridor, silakan disemprit. “Dulu saya sering konsultasi, hanya media yang ngipas-ngipas. Ke depan akan lebih baik,” katanya.

Sumarsono memiliki catatan khusus terkait penyelenggaraan putaran pertama Pilkada DKI. Catatannya terkait banyaknya warga Jakarta yang tidak bisa mencoblos meskipun membawa KTP elektronik, kartu keluarga, atau surat keterangan.

Ia ingin memastikan masalah itu tidak terjadi lagi pada putaran kedua. Ia pastikan semua bisa mencoblos agar jangan sampai ada yang kehilangan hak pilihnya.

Oleh karena itu, sebagai Plt Gubernur DKI kelancaran pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI menjadi prioritasnya. Apalagi, dia merasa memiliki lebih banyak waktu untuk turut memantau kesiapan pemungutan suara, karena menjabat Plt Gubernur DKI Jakarta, sekarang,  tidak pada saat pembahasan anggaran maupun penyusunan organisasi perangkat daerah, seperti pada masa tugasnya yang lalu.

 

Program Titipan Ahok

Mengenai apa saja yang dititipkan Ahok, Plt Gubernur DKI itu mengatakan, melebihi dari yang dia bayangkan sebelumnya. Ia mengira titipan itu hanya dua sampai tiga poin, ternyata sembilan poin.

Baca juga :  Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Apa rupanya yang dititipkan Ahok? Ketika menyampaikan sambutan pada  penyerahan Nota Pengantar Tugas Plt Gubernur DKI Jakarta di Balaikota DKI Jakarta, Senin, Ahok menitipkan, antara lain, pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di tiap RW. Fokusnya, membeli banyak tanah untuk RPTRA.

Kemudian, pembangunan Jakarta Creative Hub,  tempat berkumpul untuk  menampung kreativitas. Ahok menginginkan  adanya tempat kumpul kreatif di tiap kecamatan. Setelah membangun Jakarta Creative Hub di kawasan Thamrin, Pemprov DKI  berencana membangun tempat serupa di Jalan Prof. Dr. Satrio, Jakarta Selatan.

Ahok juga mengungkapkan rencana Pemprov DKI Jakarta menjadikan makam Mbah Priok sebagai salah satu cagar budaya.

“Saya titip pembangunan Masjid Raya Daan Mogot. Tolong monitor tepat waktu dan rencananya diresmikan Presiden Jokowi,” katanya.

Selain itu, pengembangan BUMD DKI Jakarta. Ia meminta PT Transjakarta merekrut sopir angkutan kota. Sebab, angkutan kota semakin sulit bersaing dengan Transjakarta. Kemudian mobil angkotnya akan dihibahkan ke daerah sekitar.

Ia juga meminta PT Food Station Tjipinang Jaya untuk terus melakukan operasi pasar. Sumarsono juga diminta memperhatikan PD Pasar Jaya, yang akan membuka perkulakan, di mana warga bisa mendapat bahan pokok sesuai harga pabrik.

 

Mengelola Kota Besar

Sekitar 1,5 bulan lagi memimpin Jakarta jelas sangat singkat bagi Sumarsono walapun sudah berpengalaman 3,5 bulan dengan merasakan mahis-pahitnya mengelola sebuah kota besar. Tapi, dengan pengalaman puluhan tahun di Kemendagri, yang sangat dekat dengan pemerintah daerah, akan banyak membantu Sumarsono untuk memperhatikan titipan-titipan Ahok.

Pada “putaran pertama” sebagai Plt Gubernur DKI Sumarsono sudah menunjukkan kemampuannya, terutama dalam program pemberdayaan birokrasi. Oleh karena itu, kita yakin pada “putaran kedua” ini Sumarsono akan membukukan capaian lain. Seperti tekadnya untuk mencegah jangan sampai ada pemilih yang kehilangan haknya pada putaran kedua Pilkada nanti, juga pekerjaan besar dan semoga berhasil.

Kita berharap gebrakan pembangunan Sumarsono di Pemprov DKI dalam masa singkat ini, terutama mempertahankan program-progran yang dititipkan, lebih nyaring dari sebelumnya, demi Jakarta. (Berbagai sumber/E19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...