HomeCelotehThe Saga of Two Sisters

The Saga of Two Sisters

“Setiap keluarga yang bahagia semuanya sama; setiap keluarga yang tidak bahagia menjadi tidak bahagia dengan caranya sendiri.” – Leo Tolstoy


PinterPolitik.com

Urusan keluarga orang emang paling enak lah untuk digosipin. Misalnya aja kayak kejadian Rachmawati Soekarnoputri yang bikin Nasi Liwet untuk Prabowo Subianto karena nggak mau kalah sama Nasi Goreng-nya Megawati. Upss.

Belum ada seminggu berlalu Megawati Soekarnoputri memang  menjamu Prabowo di rumahnya. Eh, Rachmawati Soekarno sudah ikutan undang Prabowo ke rumahnya aja nih.

Kadang heran juga sama putri-putri Soekarno ini. Udah pada berumur tapi kok masih aja hobi bersaing satu sama lain sih? Upss.

Tau nggak sih kalau ternyata konflik mereka ini mirip sama kisah Gamora dan Nebula di film Guadians of The Galaxy 2.

Dikisahkan, sejak kecil Nebula cuma menginginkan sosok seorang kakak. Sayangnya Gamora cuma memperdulikan ambisi pribadinya untuk mendapat pujian dari Thanos sang ayah. Makanya Nebula merasa dikecewakan, sehingga bikin dia sangat membenci Gamora deh.

Nah, mungkin kebencian Rachmawati ke Megawati mirip juga guys sama apa yang dialami Nebula ke Gamora.

Kalau mau mengingat masa lalu, konflik putri-putri trah Soekarno ini terjadi sekitar 40 tahun lalu loh. Kataya sih gara-gara ada konsensus keluarga yang dilanggar oleh Megawati Soekarnoputri gitu deh.

Soalnya pasca kejatuhan Soekarno, anak-anaknya sempat bikin kesepakatan kalau mereka akan menjauh dari politik, kecuali kalau rezimnya Soeharto sudah berakhir.

Kalau dipikir-pikir, kayaknya saat itu ambisi Megawati untuk meneruskan jejak bapaknya ke politik juga sudah tidak tertahankan lagi. Soalnya Ibu Mega ini akhirnya mengingkari konsensus keluarga dengan bergabung ke PDI.

Nah, rupanya ke-baper-an yang dirasakan Rachmawati ke Mega tuh nggak sekadar itu aja gengs.

Ceritanya sebelum Mega bergabung ke PDI, ternyata Jenderal Benny Moerdani yang kala itu menjabat sebagai Panglima ABRI, sudah lebih dulu berusaha mendekati Rachma untuk masuk ke politik. Sayangnya, Rachmawati menolak tawaran Moerdani karena dia memprioritaskan konsensus trah Soekarno ini.

Hmm. Selain merasa Mega mengkianati keluarganya sendiri, mungkin diam-diam Rachmawati iri juga kali ya sama kesuksesan Mega di politik. Upss.

Coba aja Ibu Rachma dulu nerima tawaran Moerdani, mungkin malah Ibu Rachma yang akan menjadi ketum sepanjang masa di PDIP. Hehehe.

Ibaratnya kayak Nebula dan Gamora yang akhirnya mengesampingkan kebencian mereka untuk bekerja sama saat sedang melawan ayahnya Star Lord alias Ego, mungkinkah Rachmawati dan Megawati juga bisa mengesampingkan kebencian mereka kalau Prabowo gabung ke koalisi Jokowi? Hehehe. (R50)

Mau tulisanmu terbit di rubrik Ruang Publik kami? Klik di http://bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Arilangga: Prabowo’s Right Hand Man?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ibu Kota Baru “Sarang” Pengembang?

“Mohon maaf saya baca naskahnya itu naskah ya power point dan gambar gambarnya itu banyak yang unik-unik lah. Masa disebut membangun hunian yang layak,...

Ahok Cawapres Anies di 2024?

“Menjadi seorang pejabat itu adalah pekerjaan yang mulia karena dengan jadi pejabat ada banyak orang yang bisa kita tolong.” – Basuki Tjahaja Purnama alias...

Rombak Direksi, Rini Membangkang Jokowi?

“Aku memberontak, maka itu aku ada.” – Albert Camus PinterPolitik.com Menteri BUMN Rini Soemarno dikabarkan kukuh mau merombak 4 direksi bank BUMN dan 1 anak perusahaan...