“Menteri, luncur, kuda dan benteng, galaknya melebihi raja,” – Iwan Fals, Asik Gak Asik
Pinterpolitik.com
Wah, meskipun masih musim lebaran, obrolan politik para elite tetap masih jalan terus. Gak tanggung-tanggung, obrolannya bukan cuma basa-basi belaka, tetapi soal bagi-bagi kursi menteri. Waduh, nastar belum abis, ternyata udah ada yang ngomongin ‘kue’ yang lain. Ckckckck.
Ini loh Partai Gerindra yang membuka rahasia kalau mereka ini ditawari jatah menteri di pemerintahan Jokowi periode 2 nanti kalau hasil sudah resmi. Loh, loh, loh, kok bisa sih partai oposisi diberi jatah di pemerintahan? Wah, bisa gak asik dong kalau pemerintah nanti gak ada oposisi yang mengritik?
Tapi nih ya, kenapa Gerindra harus membuka tawaran seperti ini ke muka publik ya? Bukannya para politisi kalau membahas yang seperti ini itu diam-diam saja dan tanpa ada sorotan kamera dan rekaman suara? Jangan-jangan niatnya mau pamer ya? Nanya doang kok bapak-bapak dan ibu-ibu, hehehe.
Nah masalahnya, sehabis Gerindra melontarkan pernyataan itu ke publik, elite-elite di lingkar koalisi Jokowi, langsung pada bereaksi. Beberapa dari mereka menilai bahwa Pak Jokowi tidak akan sembarangan dalam memberikan kursi menteri. Tak hanya itu, mereka juga bilang, demokrasi itu butuh oposisi, ya kayak Gerindra selama lima tahun terakhir ini gitu loh.
Hmmm, betul memang demokrasi itu butuh oposisi. Tapi, kenapa para elite itu cenderung reaksioner ya dengan pernyataan dari Gerindra?
Ah, jangan-jangan, elite-elite parpol di koalisi Jokowi ini takut kehabisan jatah menteri di kabinet Jokowi jilid II nanti. Sekarang aja, ada 10 parpol yang menyatakan dukungan buat Jokowi. Kalau Gerindra masuk, berarti ada 11 parpol yang harus kebagian jatah menteri.
Pernyataan Gerindra soal tawaran menteri dari Jokowi bikin TKN bereaksi Share on XBelum lagi kalau ternyata PAN dan Demokrat jadi merapat, wah tambah banyak yang harus dibagi jatah. Mana sebelumnya ada partai yang minta 10 menteri lagi. Weleh-weleh…
Wah, ternyata pernyataan Gerindra ini berdampak macem-macem. Jangan-jangan emang beneran sengaja ya mau pamer? Hehehe.
Sebenarnya, bisa aja sih Pak Jokowi mengambil Gerindra dan memberikan jatah kepada mereka. Ada istilah kerennya nih dalam hal ini, yaitu cohabitation atau kohabitasi, ya semacam hidup bersamaan berdampingan gitu loh. Mungkin, ini juga ya disasar oleh Gerindra melalui pernyataan mereka soal kursi menteri.
Tapi, supaya kohabitasi ini bisa berjalan lancar, idealnya sih ada partai yang bisa dilepas dari koalisi. Nah, masalahnya Pak Jokowi berani gak ya melepas partai yang sudah lebih dahulu mendukungnya?
Ya gak ada yang tahu pasti bakal gimana nantinya. Yang jelas, kalau misalnya Gerindra dapat jatah menteri dalam rangka kohabitasi, mungkin aja negeri akan sedikit lebih damai. Kan dua kubu yang saling kritik sudah hidup dalam satu rumah. Hehehe. (H33)