“Tidak ada tim yang tak bisa dikalahkan. Hanya orang tua dan Tuhan yang tidak bisa dikalahkan”. – Indra Sjafri
Pinterpolitik.com
Dalam politik, sah-sah aja ya apapun tingkah yang dilakukan para aktornya, asalkan tidak melanggar hukum. Entah hal yang membuat sedih, menegangkan, hingga yang membuat tertawa terpingkal-pingkal.
Nah, baru-baru ini, jagat politik Indonesia yang awalnya mencekam dan menegangkan karena efek demonstrasi di depan gedung Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), seketika menjadi cair kembali.
Ini dipicu karena tingkah konyol yang dilakukan oleh masing-masing tim pemenangan Pilpres 2019, baik dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi maupun dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.
Pasalnya nih, mereka melakukan “prosesi serah terima” loh. Tapi yang diserahterimakan kali ini bukan jabatan, melainkan orang gengs. Owalah, kirain serah terima kardus. Upppss. Hehehe.
Lah, tapi kok bisa serah terima orang?
Jadi ceritanya politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang diserahterimakan dari BPN kepada TKN. Katanya sih ini sebagai bentuk secara simbolis bahwa Partai Demokrat bakal pindah ke koalisi sebelah gitu.
Beh, kalau dipikir-pikir, kok kayak pemain sepak bola aja ya, ada prosesi transfer pemain segala. Kalau Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi mah harganya pasti mahal cuy sebelum kontraknya habis.
Hmm, kalau Ferdinand berapa nih kira-kira biaya transfernya? Bakal mengimbangi biaya transfer Gareth ke Real Madrid gak nih? Atau malah lebih mahal lagi dan menyaingi biaya transfer Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus?
Nggak takut nih kubu TKN pasang duet Ferdinand dan Adian Napitupulu? Wadaw, bisa menakutkan sekaligus mengancam loh. Share on XApa jangan-jangan malah free ongkir nih kayak toko-toko online? Uppps. Soalnya saat ini kan lagi rame big sale dan gratis ongkos kirim kalau belanja online di beberapa aplikasi. Hehehe.
Terlepas dari itu semua nih gengs, apa pihak BPN gak takut nih kalau Ferdinand melangkah ke kubu seberang? Pasalnya posisi Ferdinand di tubuh Partai Demokrat dan BPN sebelumnya kan juga penting. Apalagi, doi juga dikenal publik sebagai salah satu politisi yang cukup vokal.
Nggak takut nih kalau kubu TKN pasang duet Ferdinand dan Adian Napitupulu? Wadaw, bisa menakutkan sekaligus mengancam.
Coba kita ingat-ingat debat antara Adian dengan Arief Poyuono di acaranya Najwa Shihab. Beh, itu aja Arief dibuat kalang kabut ya, apalagi kalau ada tambahan Ferdinan Hutahaen yang ibaratnya bisa dipasang di posisi winger maupun striker. Kalang kabut pastinya kubu BPN.
Intinya, yang penting semuanya harus tetap rukun dan damai. Habis panas-panas tanggal 22 Mei, tugas elite tentu untuk mendinginkan masyarakat. Bukan malah ngomporin. (F46)