HomeNalar PolitikPolitik Kebugaran Sandi dan AHY

Politik Kebugaran Sandi dan AHY

Selama berkontestasi di Pilpres 2019, Sandiaga Uno kerap mempersembahkan aksi kegesitannya berolahraga, mulai dari renang, lari, hingga basket. Tak ketinggalan, politisi muda lain, Agus Harimurti Yudhoyono juga menunjukkan kemampuannya dalam olah tubuh. Hal ini seperti menggambaran sebuah permainan politik kebugaran, bahwa mereka yang sehat dan segar yang layak bermain di lapangan politik.


Pinterpolitik.com 

[dropcap]S[/dropcap]andiaga Uno menggocek bola di tangan, dia lempar ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang langsung diteruskan ke ring, cetakan pertama melawan tim basket Abece di Bulungan. Saat itu, Sandi tengah mempertontonkan kepiawaiannya bermain basket.

Tak hanya sekedar sebagai hobi, Sandi bahkan menjabat sebagai Manajer Timnas Bola Basket Indonesia SEA Games 2005 di Filipina. Sandi menunjukkan bahwa dia tidak hanya mampu memainkannya bahkan melatih yang lain melakukan hal yang sama.

Momen yang dimunculkan juga tidak sepenuhnya karena kebutuhan fisik, namun politik. Sandi dan AHY berada di kubu penantang di Pilpres 2019, bermain basket bersama di siang ketika malamnya akan berlaga debat tentu suatu momen yang sengaja dibuat. Di kesempatan lain Sandi bahkan menantang Jokowi sebagai rivalnya untuk main basket bersama.

Tak berhenti di basket, sebelumnya Sandi juga melakukan aksi renang di danau Sunter sepanjang 1 km melawan Menteri Kelautan Susi Pujiastuti. Tentu saja hal tersebut juga bukan dikarenakan Sandi yang hobi renang semata, Sandi ingin menunjukkan hasil kinerja dia sebagai Wakil Gubernur mampu menjadikan danau Sunter layak dipergunakan untuk berbagai kegiatan olah raga.

Peristiwa politik ini muncul ketika Susi menantang Sandi untuk menjadikan danau-danau di Jakarta bisa sebagus danau di Jenewa, setelah Susi melihat keindahan danau di Swiss tersebut saat menghadiri Forum Tahunan Bisnis dan HAM PBB. Jawaban Sandi pun menarik, bahwa dia akan berenang, sedang Susi akan menggunakan paddle board. Sandi tentu tak menggunakan paddle board, renang adalah cara terbaik menunjukkan kualitas air.

Terakhir, Sandi selalu tampil asik lari bersama kawan-kawannya di pagi hari. Sandi dikenal sebagai pelari marathon, baik di Jakarta Marathon 2017 yang menempuh 21 km, juga Bali Marathon 2018 sepanjang 10 km. AHY tak kalah hebat, dia bahkan pernah lari dengan beban seberat 17 kg sepanjang 17 km di Independence Day Run 2013.

Di sisi lain, Sandi menganjurkan bagi seluruh masyarakat untuk gemar berolah raga, yaitu lari. Ajakannya 22 menit per hari, bahkan jika jarak rumah dengan kantor hanya 5 km, Sandi mengatakan bisa menggunakan sepeda atau berlari saja. Ajakan berlari ini juga digunakan sebagai satu gerakan yang masif yang diinisiasi oleh Sandi, berlari murah, tidak mengeluarkan uang sepeserpun, dan bisa dilakukan oleh semua orang.

Baca juga :  Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Kebugaran dari Sandiaga Uno dan AHY tentu tidak datang sendirian sebagai fakta politik, dia harus dibenturkan dengan fakta ke 2 bahwa sudah menuanya usia dari politisi-politisi hari ini. Hal tersebut tentu berbeda dengan Sandi, AHY yang nampak bugar, dari kegemaran mereka mengunggah postingan soal aktivitas olah raga.

Tentu ini relatif baru, sebab kebanyakan politisi akan mengunggah aktivitas menembak dan bermain golf sebagai citra aristokratnya, simbol golf dan menembak berada di sirkulasi elite. Sedang lari, renang, dan basket cenderung berorientasi massa, semua orang bisa melakukannya tanpa harus mengambil kursus spesial yang mahal atasnya.

Apa yang coba dibangun oleh kedua politisi tersebut adalah politik kebugaran, bahwa yang prima, yang sehat adalah yang layak untuk menunggangi roda pemerintahan.

Di sinilah politik kebugaran bekerja, dengan menunjukkan yang bugar yang pantas mengemban amanah rakyat, olahraga mampu menjadi gerakan masif dengan tingkat sasar jenis olahraga massa, dan dia bertujuan untuk menunjukkan yang lain lebih lemah sehingga tidak layak pakai.

Perkara kebugaran ini nyatanya menjadi sesuatu yang penting dalam dunia politik. Dia tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di jajaran pemimpin dunia. Sebab kondisi kesehatan seseorang bisa dijadikan sebagai rumor, bahan olok-olok, bahkan serangan politik ke lawan.

Kesehatan Pemimpin Dunia

Contoh yang paling dekat adalah Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un. Ada mitos yang beredar bahwa Presiden Kim layaknya dewa, dia tidak melakukan ekskresi, tidak buang air besar maupun kecil. Mitos ini tentu bisa jadi sebuah kebenaran di masyarakat Korea Utara dimana terjadi asimetri informasi yang begitu tinggi. Poin yang sebenarnya menarik adalah bahwa mitos tersebut sengaja disebar demi memupuk sifat adikodrati dari Presiden Kim.

Namun justru hal tersebut menjadi menggelitik di mata masyarakat dunia. Ditambah bahwa diketahui bahwa Presiden Kim tidak pernah menggunakan toilet umum, Presiden Kim selalu memiliki toilet khusus sebagai bagian dari protokol nasional.

Gelaran 2018 North Korea–United States Singapore Summit melegitimasi hal tersebut, bahwa Kim menggunakan toilet pribadinya, membawanya jauh dari Korea Utara, beserta makanan khusus. Dari dua hal tersebut bisa terdeteksi kondisi kesehatan seseorang, sehingga Kim merasa perlu agar informasi tersebut tersebar ke luar.

Baca juga :  Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dr Jean-Pierre Raufman, seorang ahli gastroenterology dari University of Maryland School of Medicine mengatakan bahwa kotoran mengandung status kesehatan seseorang, sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Itu menjadi alasan mengapa Kim selalu membawa kotorannya.

Kim memang dirumorkan banyak menyimpan penyakit, mulai dari spekulasi soal diabetes, jantung, darah tinggi, hingga asam urat. Hal tersebut nampak dari postur tubuh Kim yang cenderung obesitas. Kim sendiri pernah menghilang dari publik selama seminggu pada tahun 2014, sebab kesehatannya yang menurun.

Presiden Ronald Reagen juga mengalami hal yang sama. Meski baru merilis berita soal kondisi penyakit Alzheimer yang menimpanya, tim kedokteran white house yang sudah menyadari gejala-gejala awal dari kondisi penyakit Alzheimer tidak pernah mengungkapkannya. Mereka cenderung menutupi dengan demikian tidak mendelegitimasi posisi Reagen sebagai presiden saat itu. Reagen dikabarkan semenjak 1984 mengalami degradasi memori.

Daftar upaya pemerintah menutupi kekurangan kondisi kesehatan pemimpinnya terjadi di berbagai negara, hal tersebut digunakan sebagai antisipasi serangan politik, dan menetapkan pemimpin sebagai sosok kuat tidak pernah sakit, mirip seperti dewa-dewa yang kebal dari berbagai risiko kehidupan dunia. 

Sehat kuat dan tahan lama, kunci bermain politik masa kini Share on X

Politisi Wajib Segar Bugar

Men sana in corpore sano, mungkin pepatah latin ini yang paling sesuai untuk menggambarkan bagaimana politik mengandaikan adanya tubuh yang prima, sebab di dalam badan yang sehat ada jiwa yang kuat.

Kekuatan jiwa inilah yang menjadi penanda penting dalam kans politik, sebab seorang pemimpin harus memiliki kondisi jiwa yang sehat, dengan menghasilkan keputusan yang tepat, dengan demikian politik akan berjalan baik.

Tidak hanya sebagai basis legitimasi di internal negara, kebugaran menjadi alat transaksi penting di level internasional. Bruce Klingner, Peneliti dari Heritage Foundation Asian Culture Center mengatakan bahwa kondisi kesehatan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pemimpin lain, dengan demikian akan tercipta ketidakstabilan, maka akan masuk kepentingan dari proksi politik lain.

Maka, apa yang sedang dipermainkan oleh Sandi dan AHY adalah politik kebugaran yang berfungsi sebagai basis legitimasi dari seluruh kerja manuver politik yang mereka lakukan. Demi tentu saja, merekalah yang pantas menggondol jawara kontestasi. Lalu siapakah yang akan lebih dahulu mencapai garis finish di 2024 nanti? Kita tunggu saja peluit wasit dibunyikan.

 

https://www.youtube.com/watch?v=AawxKzhuBMU

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Politik Kebahagiaan Sandiaga Uno

Sandiaga Uno kerap menampilkan aktivitas politik yang menyenangkan, penuh dengan canda tawa, penuh dengan energi positif. Sandiaga membangun narasi politik kebahagiaan dalam dirinya. PinterPolitik.com Sedari...

Tito Berpeluang di Pilpres 2024?

Keberhasilan Polisi menangani kerusuhan di demo 22 Mei menaikkan nama Tito Karnavian sang Kapolri. Namanya masuk di radar Pilpres 2024, akankah Tito berhasil membidik...

Demo 22 Mei, Proyek Demokrasi Bayaran?

Demo 22 Mei di Bawaslu berakhir ricuh, banyak yang menduga disusupi provokator. Polisi menangkap 257 tersangka dengan barang bukti uang, batu, bom Molotov, serta...