Pertemuan antara Perdana Menteri Singapura dengan Perdana Menteri Israel sengaja tidak dipublikasikan meluas, untuk menghormati Malaysia dan Indonesia. Dalam pertemuan bersejarah ini, PM Lee juga menyampaikan ketegasannya pada Netanyahu, tentang solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina.
pinterpolitik.com
SINGAPURA – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong saat menjamu kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan negaranya yakin pada “solusi dua negara” bagi konflik Israel-Palestina. Lee menjelaskan sikapnya ini, Senin (20/2), dalam jumpa pers bersama Netanyahu, yang tidak sebenarnya mendukung solusi dua negara.
Lee menyadari, solusi dua negara tersebut memang sulit dicapai, tetapi itulah satu-satu cara agar tercipta perdamaian dan kestabilan di wilayah tersebut. “Kami telah secara konsisten percaya solusi dua negara antara Israel dan Palestina, namun itu sulit untuk dicapai. Meski demikian, itu adalah satu-satunya cara untuk membawa perdamaian dan keamanan kepada kedua bangsa,” kata Lee, seperti dilansir South China Morning Post.
Pada kesempatan yang sama, Netanyahu menyebut Singapura dan Israel sebagai “dua negara yang senasib.” Keduanya negara kecil, namuan memiliki pertahanan dan industri teknologi tinggi yang signifikan. Saat melepaskan diri dari Malaysia di tahun 1965, Singapura mendapat bantuan militer dari Israel.
Sejak itu ikatan kedua negara ini sangat kuat, berbeda dengan negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Singapura dan Israel juga miliki ikatan ekonomi, sejumlah firma teknologi tinggi Israel berdiri dan berkembang di Singapura. Ini menjadi simbol keberadaan Israel yang kental di salah satu pusat finansial Asia.
Dalam lawatan dua hari ini, Netanyahu yang didampingi istrinya, Sara, dan sejumlah delegasi senior pemerintahan Israel juga melakukan diskusi dengan Presiden Singapura Tony Tan Kem Yang. Pembahasan utamanya, menurut Jerusalem Post, adalah mengenai proyek kerjasama teknologi dan inovasi di Afrika. Selanjutnya, kedua negara juga sepakat menginisiasi penerbangan langsung dari Singapura ke Tel Aviv.
Kunjungan Netanyahu ini, merupakan kunjungan pertama pemimpin Israel ke Singapura dalam 30 tahun terakhir. Presiden Israel yang datang ke Singapura sebelumnya, adalah Presiden Chaim Herzog di tahun 1986. Namun, kunjungan ini mendapat kecaman keras dari negara tetangga Malaysia dan Indonesia.
Kedekatan Singapura dengan Israel ini ternyata tidak menurunkan sikap Singapura pada solusi Internasional, mengenai upaya solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Sikap yang patut dicontoh, karena walaupun negara kecil namun Singapura juga merupakan pusat perekonomian di Asia yang memiliki pertahanan kuat. (Berbagai sumber/R24)