HomeCelotehHaramkan PKS, PSI Ngajak Gulat

Haramkan PKS, PSI Ngajak Gulat

“Saya Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia. Kalau kita mencampurkan air, gula dan es secara bersamaan, maka akan menjadi es teh manis”. – Iklan PSI, yang melupakan daun teh. Hadeh.


PinterPolitik.com

[dropcap]F[/dropcap]ilsuf, politisi, sekaligus orator di era Romawi, Cicero (106-43 SM) adalah salah satu orang yang percaya pada ilmu marketing, sekalipun mungkin tak pernah bicara secara spesifik tentang hal itu.

Doi jadi salah satu referensi ketika berbicara tentang retorika dan cara mempersuasi serta meyakinkan orang lain tentang suatu hal tertentu. Nah, kata-kata terakhir itu adalah salah satu bagian dari ilmu marketing.

Faktanya, strategi marketing kini umum juga loh dipakai di dunia politik. Contohnya adalah yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia alias PSI.

Masalahnya, cara marketing PSI ini nih yang bikin Atta Halilintar koprol-koprol. Kontroversial cuy.

Kalau sekedar air dicampur gula, itu namanya air gula kak. Itu banyak dijadiin minuman buat balita-balita di pelosok Indonesia Timur loh. Yang ibunya tidak mampu beli susu formula. Akhirnya anaknya jadi kekurangan gizi. Share on X

Setelah bikin ribut tentang Perda Syariah dan poligami, partai yang digawangi oleh Kak Grace Natalie ini mulai mengharam-haramkan orang lain.

Salah satunya yang terjadi pada Partai Keadilan Sosial alias PKS. Kata PSI, adalah haram jika partai yang digawangi Kak Sohibul Iman itu berkoalisi dengan mereka.

Pokoknya, semua kontestasi elektoral dari tingkat nasional sampai ke daerah, ogah kalau harus koalisi dengan PKS. Pilpres, Pilgub, Pilkada, Pilwakot, Pilkades, pemilihan RT/RW, Pil KB, semuanya ogah gah gah gah.

Ibaratnya, jika PKS itu kelapa, terus PSI lagi terdampar di pulau terpencil dan satu-satunya sumber makanan yang tersedia adalah kelapa, bro dan sis itu lebih milih makan sandal jepit ketimbang “kelapa” PKS.

Baca juga :  Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Biar alot, asal bukan PKS!

Wih, PSI pamer idealisme nih? Kak Sohibul aja woles kok walau partainya lagi terpecah-pecah, ini kok PSI main serang-serang aja. Nggak kasihan mereka lagi pusing mikirin duit Rp 30 miliar buat bayar Fahri Hamzah? Uppss.

Lagian, emang PSI nggak tahu ya kalau politik itu dinamis dan pragmatis? Kalau mau dilihat-lihat, PSI juga pragmatis kok.

Dulu katanya akan buka-bukaan soal pendanaan politik dan memutus rantai persekongkolan pengusaha dan politik. Eh, nggak tahunya juga punya pendana besar dari kelompok pebisnis tertentu. Itu kata Ebiet G. Ade alias rumput yang bergoyang loh ya.

Buktinya, tuh iklan pro kelapa sawit – walapun bilangnya sawit putih alias yang bersih dari pelanggaran hukum dan sejenisnya.

Putih sih, tapi emang PSI nggak tahu kalau ada masalah perburuhan yang pelik di sektor sawit? Itu kata Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (Serbundo) loh. Uang lembur buruh nggak dibayar, ada juga anak dan perempuan yang terpaksa harus terjebak perburuhan itu.

Masih kurang? Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) bilang konflik agraria tinggi terjadi di sektor sawit cuy. 

Gimana dong? Kalau mau pamer idealisme mah harusnya dilawan kali kak, bukannya dipromosikan. Kan slogannya PSI bunyinya “progresif itu kita”.

Ngerti sih, PSI lagi ngejar top mind awareness alias strategi buat dapetin simpati masyarakat. Tujuannya biar lolos ke Senayan pastinya.

Tapi, ya ketimbang pamer idealisme, mending PSI introspeksi, sudah idealis belum dalam iklan-iklan partai? Masa air ditambah es dan gula jadinya es teh manis? Kalau nggak ada daun teh mah belum bisa dibilang “es teh” lah. Nggak pro petani teh nih. Uppss.

Kalau sekedar air dicampur gula, itu namanya air gula kak. Itu banyak dijadiin minuman buat balita-balita di pelosok Indonesia Timur loh. Yang ibunya tidak mampu beli susu formula. Akhirnya banyak yang kekurangan gizi dan busung lapar. Nutrisi nggak mencukupi cuy.

Kenapa bukan itu yang dijadiin iklan ya? Oh iya, koalisi pemerintah ya. Hmm. Minum es teh manis yang beneran dulu ah. (S13)

Baca juga :  Tak Ada Megawati, Hanya Jokowi

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

Beberapa konglomerat menyiratkan “ketakutan” soal akan seperti apa pemerintahan Prabowo bersikap terhadap mereka.