HomeDuniaAjakan Filipina Tangani Bajak Laut

Ajakan Filipina Tangani Bajak Laut

Saat Presiden Filipina Rodrigo Duterte berkunjung ke Indonesia pada September tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar wilayah di Selat Sibutu yang memisahkan Negara Bagian Sabah, Malaysia, dengan perairan belahan selatan Filipina tidak seperti Somalia yang dipenuhi perompak dari gerilyawan Abu Sayyaf.


pinterpolitik.com

FILIPINA – Penjagaan jalur strategis ini diklaim mendesak, sebab Selat Sibutu digunakan sekitar 13 ribu kapal setiap tahun. Perairan tersebut merupakan rute tercepat antara Australia dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam setahun terakhir, kelompok Abu Sayyaf telah membajak dan menculik puluhan kru untuk kemudian dimintai tebusan.

Ancaman pembajak di Selat Sibutu dan sekitarnya berpotensi meningkatkan tarif pengiriman barang, termasuk asuransi kapal, kargo, dan Anak Buah Kapal. Oleh karena itu,  Presiden Duterte berharap Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) juga bisa ikut andil dalam patroli maritim di perairan tersebut. Filipina mencatat 12 kasus pembajakan dan penculikan di Selat Sibutu dalam enam bula terakhir, empat diantaranya berhasil digagalkan.

Tahun 2016 lalu, kelompok ini kembali membajak dan menyandera sebelas orang ABK asal Indonesia dari kapal tug boat Charles 001. Berkat kerjasama Indonesia dengan Pemerintah Filipina, dua diantaranya sudah dibebaskan dan sembilan orang lainnya dikabarkan dalam kondisi sehat. Kepulangan keduanya menjadi kabar gembira, namun nasib rekan-rekannya yang masih ditawan semakin mengkhawatirkan.

Mei tahun lalu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah sepakat melakukan patroli terkoordinasi untuk mengantisipasi terjadinya serangan penculikan dan pembajakan. Presiden Duterte juga telah memberikan hak pada pasukan Indonesia untuk mengejar bajak laut ke Perairan Filipina, karena masalah pembajakan ini telah menjadi salah satu masalah utama antara kedua negara.

Gerilyawan Abu Sayyaf merupakan segerombolan orang yang memisahkan diri dari kelompok separatis Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di Filipina pada 1991, dan memiliki keinginan agar Mindanau memisahkan diri dari Filipina. Mereka menggunakan nama Abu Sayyaf yang sejatinya merupakan seorang mujahidin di Afghanistan yang berperang melawan Uni Soviet pada era 1980-an.

Baca juga :  Kabar Gembira Prabowo untuk Petani & Nelayan!

Abu Sayyaf, yang berarti bapak ahli pedang dalam bahasa Arab, memiliki banyak anak buah dalam pertempuran tersebut. Belakangan, kelompok ini tidak hanya ingin mewujudkan Mindanau merdeka, tapi juga Negara Islam di kawasan tersebut. Mereka kemudian menyatakan diri bergabung dengan ISIS dan berhasil menduduki Mindanau, Jolo, dan Basilan.

Kasus perompakan di perairan Filipina sudah menjadi masalah sejak lama dan terkesan dibiarkan berlarut-larut. Sudah waktunya Pemerintah Filipina menindak tegas para perompak yang tidak hanya merugikan secara materi, tapi juga kemanusiaan karena memperlakukan tawanannya secara sadis, tanpa mempedulikan agama. Agama bagi mereka hanya alasan semata, tanpa menjalankan ajaran di dalamnya. (Berbagai sumber/R24)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...