“Orang yang bijaksana akan membuat lebih banyak kesempatan daripada yang ditemukannya.” ~Francis Bacon
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]cara debat capres cawapres memang telah berlalu. Tapi kenangannya menetap. Cailahhh…
Eh iya, menurut kamu apa hal menarik yang paling kamu ingat soal debat capres-cawapres kemarin? Hmm…
Kalau eike ya, entah kenapa perhatian eike tertuju banyak ke cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin. Kalem banget gitu. Bikin khawatir aja, takut doi sakit atau gimana. Ya, abis diem-diem bae.
Masalahnya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno itu aktif banget loh. Menimpali pendapat Prabowo Subianto juga asik. Kalau ada netizen yang dengan jahatnya membanding-bandingkan Ma’ruf dengan Sandi gimana? Nggak tega aku tuh ngebayanginnya. Karena itu kemarin aku walaupun nontonnya di rumah, tapi nggak habis-habisnya berdoa, siapa tahu Tuhan mau membukakan pintu mulut Ma’ruf Amin agar mau bicara. Hmmm…
Maruf Amin lagi debat pilpres atau cuma nemenin Jokowi debat pilpres? Share on XWaktu ditanya setelah sidang, Ma’ruf memberikan alasan kenapa sedikit banget bicara saat debat Pilpres perdana. Bukan karena sakit gigi gaes, tapi katanya emang nggak mau balapan bicara aja dengan pasangannya, Joko Widodo.
Mantan Rais Aam PBNU tersebut bilang, katanya doi nggak mau terjadi ‘saur manuk’ atau seperti burung yang saling sahut menyahut dengan Jokowi.
Ishhh, harusnya mah nggak bakal balapan dong ya. Wong Ma’ruf dipersilakan bicara setelah Jokowi selesai memberikan pernyataan. Ini malah bilang setuju-setuju aja. Ditambahin apa kek gitu ya biar gereget. Kalau yang terlihat kemarin, Ma’ruf seakan-akan belum menguasai materi dengan baik.
Mantan Rais Aam PBNU itu menyatakan, memang sudah seharusnya Jokowi lebih dominan dalam debat tersebut, karena statusnya sebagai presiden petahana yang dianggap lebih memahami seluk-beluk kinerja pemerintahannya selama ini.
Padahal kalau Ma’ruf mau lebih berusaha, doi kan bisa belajar lebih banyak lagi soal visi misi pemerintahan Jokowi. Atau sebenarnya udah tahu, tapi doi terlalu ngantuk buat ngomong. Hufftt, entahlah.
Porsi bicara Ma’ruf cukup banyak itu ketika materi debat yang dibahas adalah soal penanggulangan terorisme. Hmmm, tapi itu kalau menurut eik kurang memuaskan deh.
Gimana ya, doi tuh terlalu menjustifikasi orang islam sebagai pelaku terorisme. Padahal demi perdamaian kita sering mengatakan terorisme itu bukan Islam. Ehhh, Pak Ma’ruf malah bilang kalau para teroris itu orang sesat yang harus diluruskan keislamannya. Waahh, greget banget sih itu. Zzzz… (E36)