“Hidup naik turun. Kita yang harus siap. Saat susah kita harus tetap sabar. Sebaliknya kalau kita sedang senang, kita jangan sombong.”
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan setuju dengan usulan dana saksi partai politik untuk Pemilu 2019 dibiayai oleh negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Zulkifli, pembiayaan dana saksi dari negara akan meringankan beban anggaran partai politik di Pemilu nanti.
Wahai para netizen, berikan pendapat mu! Kalian setuju tidak dengan ungkapannya Zulkifli terkait pengunaan APBN untuk bayar saksi partai Politik di TPS? Kalau saya nih lebih sepakat enggak usah ada Pemilu sekalian deh. Daripada uang negara buat beli kertas, beli kotak penampung suara, bayar panitia dan lain-lainnya, mending uangnya buat bantu perbaiki dan meningkatkan kualitas sekolah atau buat bangun daerah biar lebih bagus lagi.
Coba deh bayangin kalau seandainya anggaran pemilu yang dikeluarin KPU pada Pilpres tahun 2014 lalu sebesar Rp 4.012.595.222.200 ini kita buat bangun fasilitas sekolah dan bangun fasilitas daerah. Pasti dong akan lebih berguna dibanding buat selenggarain pesta demokrasi yang nyatanya pestanya para pengusaha dan politisi!
Eh, tapi kalau bicara anggaran KPU yang sudah melimpah itu ditambah dengan uang donasi pengusaha dan politisi yang biasa ngasih untuk dana modal kampanye, mungkin uangnya lebih dari cukup tuh untuk bangun fasilitas dan bangun daerah. Bisa jadi uangnya cukup tuh buat beli suara dukungan PAN atau PKS di Pilpres! Uppss bercanda ya.
Balik ke topik ya gengs, alasan Zulkifli mengapa saksi partai harus ditanggung oleh APBN adalah karena untuk mencegah partai politik korupsi. Sebab ia tak memungkiri, pembiayaan dana saksi didapat dari cara-cara koruptif. Wah, kalau gitu bener kata saya bang, mending enggak usah Pemilu aja kalau enggak ada uang! Share on X
Lagian juga Pemilu banyak mudaratnya kan, mulai dari permasalahan mahalnya biaya politik, selaginya mampu juga balikinnya pakai uang korupsi, terus pas kampanye pada bikin cerita fitnah. Hmmm, pokoknya mudarat semua dah, walaupun sebenarnya ada yang positif. Tapi, yang positif itu paling cuman satu, itu juga buat dokter RS jiwa yang nampung banyak caleg gila yang gagal.
Intinya mah buat Zulkifli dan kadernya, jadi contoh aja dulu menjadi partai yang mentalnya tidak seperti apa yang ia bilang. Jangan jadi mental maling yang sok kaya dan jangan jadi pejabat kalau enggak ada kuasa! Makanya bang, kembali dong pada sistem gotong royong, bukan sistem: “Dia kaya maka kita dorong!” Wkwkwk. (G35)