“Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, karena itu kita bisa mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.” ~Epictetus
PinterPolitik.com
[dropcap]I[/dropcap]ngat dengan Bung Tomo? Di depan corong radio, ia bangkitkan semangat juang rakyat Surabaya untuk melawan penjajah Belanda yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945. Hingga kini, wajahnya selalu terlukis sedang berorasi dengan mikrofon. Melambangkan ia merupakan orator yang ulung.
Ya, melalui alat ajaib bernama mikrofon, Bung Tomo berhasil membakar semangat rakyat. Hingga kini, mikrofon tetap menjadi instrumen yang penting dalam melakukan gerakan, entah itu demonstrasi, atau kampanye. Dan untungnya, negara kita merupakan negara yang demokratis, jadi bebas berorasi menggunakan pengeras suara apapun, asal bukan mikrofon pesawat. Nggak boleh! Bisa-bisa dapat nasib buruk kayak aktivis gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman.
Aksi Neno memakai Public Address System (PAS) atau mikrofon pesawat saat hendak bertolak dari Pekanbaru ke Jakarta berbuntut panjang. Neno pun terancam hukuman penjara, sedangkan pilot dan awak pesawat mendapatkan sanksi berupa tidak boleh terbang atau grounded. Ngeri ya? Makannya, Jangan!
Negara kita merupakan negara yang demokratis, jadi bebas berorasi menggunakan pengeras suara apapun, asal bukan mikrofon pesawat. Share on XPenggunaan PAS oleh penumpang dalam penerbangan Lion Air melanggar internal SOP maskapai Lion Air. Pihak Lion Air pun menerima teguran dari Kementerian Perhubungan karena masalah ini.
Neno mengaku dihampiri oleh salah seorang penumpang yang meminta Neno untuk meminta maaf kepada seluruh penumpang pesawat karena telah menyebabkan delay selama 1 jam. Kemudian, Neno memohon izin untuk memakai mikrofon Lion Air guna meminta maaf sekaligus menceritakan penolakan dan penghadangan saat hendak menghadiri dekralasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Sabtu (25/8/2018).
“Pada bapak ibu dan semuanya yang jadi terhambat perjalanannya tadi, izinkan saya untuk minta maaf yang pertama walaupun bukan kesalahan saya,” kata Neno.
Hmmm, moon maap, kalau nggak ngerasa salah kenapa minta maaf, Ibu? Oh, Ibu mau sekalian curhat ya? Hmm, mungkin lain kali kalau mau curhat pas udah mendarat aja kali ya, kalau begini kan Ibu juga yang repot. Para petugas yang ngasih izin ke Ibu juga jadi dihukum deh. Kecian anett kann… Hehehe. (E36)