“Akan ada upah yang harus dibayar atas segala perbuatan. Entah di dunia pun akhirat.” ~Nunu Hilal
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]aftar Pilpres sudah, sekarang tinggal bagi-bagi…. Hm, bagi-bagi apa ya enaknya? Wkwkwkwk.
Jadi gini gaes, kemarin eike denger ada yang lagi bagi-bagi jabatan di koalisi pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat. Eh, tapi Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menegaskan nggak ada bagi-bagi jatah kekuasaan dalam pertemuan tersebut.
Hoo, ternyata mereka itu bagi-bagi tim untuk pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Jadi jangan ada lagi yang komentar soal power sharing di koalisinya Pakde Jokowi ya, sekarang omongannya belum ke sana. Nggak tahu nanti.
Ibaratnya gini ya gaes, eike aja yang cuma pegawai apalah-apalah, kerja banting tulang demi upah, syukur-syukur naik jabatan.Ya kali partai koalisi dalam politik nggak mengharapkan timbal balik? Wkwkwkwk.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengungkapkan tugas para sekjen setelah deklarasi Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai pasangan capres-cawapres adalah merampungkan struktur kampanye nasional.
Menurut Karding, partai koalisi yang mengusung Jokowi-Ma’ruf murni memiliki tekad yang sama untuk berjuang memenangkan Pilpres. Nah, nanti kalo menang baru deh berjuang buat dapet… jabatan? Ups, bukan deng, bahasa halusnya dapet penghargaan dari presiden terpilih yang telah didukung mati-matian selama kampanye. Wkwkwkwk.
Ya dongs, kan pemberian ‘penghargaan’ macam memberikan sebagian kursi kabinet sudah jadi budaya yang mengakar. Ya, hadiah timbal balik gitulah ya…
Kalau eike sih nggak masalah kalau presiden mau bagi-bagi kekuatan kepada partai pendukungnya. Ya, asal proporsional aja. Maksudnya, kader partai yang akan ditempatkan sebagai menteri harus yang qualified, yang beneran bisa kerja. Begitu ya gaess? Hehehe.
Namanya aja udah keren, Koalisi Indonesia Kerja, jangan sampe kalau menang nanti memperkerjakan makhluk partai yang nggak becus kerja. Ih, malu dong ah…
Ngomong-ngomong eike jadi inget nasihat dari Buya Hamka. Mungkin kalian juga tahu ungkapan doi ini: Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja. (E36)