“Mereka yang mengatakan agama tidak ada urusan dengan politik tidak tahu apa itu agama.” ~ Mahatma Gandhi
PinterPolitik.com
Saban hari orang-orang ribut soal cawapres Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berinisial nama M. Ada yang bilang Muhaimin Iskandarlah, Mahfud MD, sampai M. Jusuf Kalla. Eh… tahu-tahu yang keluar nama Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin. Wedewww, mantap betul kejutannya. Wkwkwkwk.
Oh ya, btw gimana nih tanggapan kalian soal pilihan Jokowi? Kalau kata Pakde, alasannya memilih Ma’ruf Amin karena merupakan sosok ulama yang bijaksana dan dihormati seluruh umat Islam di Tanah Air.
Hm… ya…ya... langkah ini bisa menjadi batu loncatan Jokowi untuk meredam isu-isu anti-ulama dan anti-Islam yang selama ini menjeratnya. Hayoo, sekarang siapa yang berani nyerang Jokowi pakai isu SARA? Wkwkwk, leh uga nih taktiknya.
Ya, eike tahu sih kalau Ma’ruf Amin merupakan salah satu tokoh penting negeri ini. Pengalaman politik juga udah ada. Tapi umurnya itu loh gaes, udah 75 tahun. Kayaknya lebih cocok buat jadi opah-opah bijaksana untuk dimintai nasihat. Kalau buat jadi cawapres, ehmmm, kesan maksanya keliatan banget nggak sih, maksa pengen dibilang pro-ulama. Ups! Wkwkwk.
Kalau kita lihat, gaya Jokowi itu kan sudah milenial banget. Pilihan pakaian udah modis khas anak muda, sepatu, sampai sepeda motor, pilihan musiknya juga metal abis, terus kalau disandingkan sama Ma’ruf Amin, apa nggak jadi kebanting? Terlepas dari siapa sosok dan bagaimana pengaruh Ma’ruf Amin ya. Hihihihi.
Eike sebenernya rada penasaran nih, kenapa tiba-tiba Jokowi memilih Ma’ruf. Eike pikir bakal milih Mahfud MD gitu, selain pinter dan berpengalaman, doi juga terkenal religius. Kalian curiga juga nggak sih?
Denger-denger ya gaes, tadinya memang nama Mahfud MD yang akan maju menjadi cawapres. Tapi sayangnya, ada tiga partai yang mengancam akan mundur jika itu terjadi, yakni Golkar, PPP, dan PKB. Tapi kayaknya si Pakde nggak bakal ikhlas kalo suaranya dibagi-bagi. Jadi ya udah, diambil jalan tengahnya, yakni memilih Ma’ruf Amin.
Wah, padahal kalo beneran pisah, asik juga loh. Dengan gitu, kesempatan untuk bentuk poros ketiga lebih besar, piihan rakyat juga lebih beragam, ya khaannn? Terutama buat pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), siapa tahu gitu ada yang masih belum ikhlas memilih orang yang pernah memenjarakan idolanya. Hehe. (E36)