“Cinta adalah sakit jiwa yang membahayakan.” ~ Plato
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ikap politik Partai Demokrat yang terkesan abu-abu membuat Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) kebelet menyampaikan dukungannya kepada salah satu kandidat Pilpres 2019.
Karenanya, dukungan TGB kepada Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua membuat kubu oposisi menggaruk kepala kebingungan.
Kenapa kok bisa pada bingung? Selow aja keles.
Huus, jangan sembarangan. Jelas lah mereka bingung mengapa TGB jagokan Jokowi. Pihak oposisi banyak yang menjagokan TBG untuk menjadi capres dan namanya juga sempat masuk bursa pencalonan capres 2019, didaftarkan sebagai rekomendasi alumni Aksi 212. Alhasil banyak pihak kecewa akan keputusan itu bro.
Yang harus menjadi pertanyaan adalah tudingan dari juru bicara alumni 212 Novel Bamukmin, katanya TGB wajar lah melakukan itu.
Kok bisa bang?
Iya, TGB sudah ditekan pemerintah karena namanya sudah masuk dalam daftar KPK. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja kapan ia dipanggil KPK untuk menghadapi proses pemeriksaan atas terduga kasus Korupsi.
Gile, sudah jatuh tertimpa kelapa. Jika benar TGB seperti itu hmmm, rasanya politik itu jadi menyeramkan ya gengs. Jika posisi terancam, melakukan dukungan jadi terasa dirajam. Makanya kalau jadi pemimpin jangan suka main mata dan merasa kurang puas terhadap dunia. Nanti jadinya amsyong gengs.
Selain itu, hal yang sedang ramai diperbincangkan adalah terkait komentar Ustad Somad yang sempat menjagokan TGB sebagai presiden di 2019. Dan pas ditanya soal dukungan kepada TGB, doi hanya membalas dengan sangat singkat, isinya: “Tunggu HRS.”
Eh gengs HRS ini siapa sih? Ada yang tahu? Mudah loh jawabanya. Yang sempet kena kasus chat berbau pornografi itu loh.
Nah betul, HRS umumnya diasosiasikan sebagai inisial nama imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Rizieq saat ini masih berada di Makkah.
Pasti tahu dong, Ustad Somad sempat bilang tunggu HRS. Kira-kira apa ya kabar yang akan diberikan HRS kepada Ustad Somad dan seluruh Jema’ah yang menantinya pulang itu?
Semoga Pilpres berjalan tertib dan tak ada lagi politik identitas yang akan digunakan di tahun 2019. Enggak ada jaminan kok siapa pun yang akan pasti terpilih, semuanya kembali ke tangan rakyat Indonesia.
Semuanyai harus sesuai data dan fakta ya, jangan lupa tawarkan konsep untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, bukan menjadi anarkis hehehe. Malu loh sama tetangga sebelah. (G35)