“Dari 2.180 responden sebanyak 67,3 persen menginginkan presiden baru pada 2019. Dan jika pemilu dilaksanakan hari ini, Prabowo Subianto dapat mengalahkan Joko Widodo,” ~ Direktur Eksekutif INES, Oskar Vitriano.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]enyum sumringah pasti tengah menyelimuti wajah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto usai mengetahui dirinya memenangkan pemilihan Presiden berdasarkan hasil survei Indonesia Network Election Survey (INES). Dalam survei INES itu Prabowo mendapatkan suara 50,2 persen, sementara petahana Joko Widodo hanya mampu mengambil hati 27,7 persen dari total responden. Tsadeest.
Dari sekian banyak survei Pemilihan Presiden, akhirnya ada juga yang hasilnya memperlihatkan kemenangan Pak Prabowo atas Pakde Jokowi. Cie cie ada yang lagi seneng nih liat hasil surveinya. Hahaha. Cakupan respondennnya lumayan loh, 2.180 orang di 408 kabupaten dan kota. Ya lumayan banyak lah ya.
Hasil survei yang dilakukan pada 12 sampai 28 April 2018 ini juga menyatakan 67,3 persen responden menginginkan munculnya sosok presiden baru di 2019. Mmm, kok beda sih sama hasil survei lain. Litbang Kompas menunjukan 55,9 persen responden menginginkan Jokowi lanjut. Walah, kok beda gini ya.
Hasil survei Saiful Mujani Research Consulting Desember 2017 lalu juga memperlihatkan 65 persen keinginan masyarakat melanjutkan Jokowi dua periode. Kalau hasil surveinya beda-beda tipis sih masih bisa ditolerir ya. Nah ini hasilnya malah bertolak belakang. Survei di rumah kader Gerindra sendiri, ya?
Fadli Zon sebelum ini kan merespon negatif tentang banyaknya survei yang memenangkan Pakde Jokowi dibanding Pak Prabowo. Katanya bisa-bisa aja Jokowi membuat survei semacam itu, toh beliau memang Presiden petahananya. Kenapa gak sekalian aja nyalahin lembaga surveinya atau respondennya sih?
Biar Bang Fadli gak disindir sebagai orang yang iri terhadap hasil survei yang mengunggulkan Jokowi itu, maka boleh lah dimunculkan satu survei yang hasilnya menghibur hati Prabowo, dari pada distigma sirik tanda tak mampu, iya gak? Wah, apa ini berarti survei INES tersebut sengaja dibuat karena pesan sponsor, ya?
Dipertaruhkan nih kredibelitas lembaga survei dari hasil yang dipublikasinya. Kalau hasil surveinya beda sendiri, patut dipertanyakan tuh lebih dalam mengenai metode samplingnya. Jangan sampai gagasan-gagasan sehat tergantikan oleh kepalsuan hanya karena tipisnya keimanan. Ya, seperti yang dikatakan filsuf Voltaire (1694-1778), ‘When men do not have healthy notions of the Divinity, false ideas supplant them.’ (K16)