HomeCelotehJusuf Kalla ‘Korban’ Pemaksaan

Jusuf Kalla ‘Korban’ Pemaksaan

“Kenapa tidak, kalau memang undang-undang, konstitusi membolehkan kenapa tidak. Beliau termasuk yang terbaik, Pak JK. Ya, Beliau menurut saya yang terbaik.” ~ Jokowi


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]emilihan  Presiden (Pilpres) 2019 akan berlangsung sengit, tapi yang membuat pertarungan itu menarik bukan dari calon Presidennya, melainkan pertarungan calon Wakil Presiden.

Ehmm, makanya banyak plesetan nanti itu bukan Pilpres tapi Pilwapres. Mengapa begitu ya? Apa karena kini banyak para politikus membidik ingin menjadi Cawapres dibandingkan menjadi Capres.

Bukankah dari segi jabatan lebih tinggi Presiden dibandingkan Wakil Presiden? Kok mau aja sih para politikus itu menjadi orang kedua, weleeeeh weleeeh.

Apakah mungkin juga para politikus itu sadar diri ga bisa memenangkan pertarungan? Nah ini sih yang lebih mungkin.

Jadi Capres kan ga mungkin, ya udah deh jadi Cawapres. Makanya pada cari muka jadi Cawapres, uhukkk uhuukkk.

Tapi kalau dilihat dari ambisinya, ternyata siapapun yang mau jadi Cawapres sekarang bisa lebih ngotot dibandingkan Capresnya. Ciyeee, Cawapres rasa Capres ya? Weleeeh weleeeh.

Makanya ga aneh, kalau sekarang yang berani jadi Capres itu cuma Jokowi dan Prabowo, kedua kursi calon Wakil Presiden (Cawapres) masih kosong alias masih belum ditentukan siapa yang akan menempatinya.

Kalau kursi Cawapresnya Prabowo sih kayaknya sudah dibatasi oleh syarat dari PKS, mau ga mau milih satu diantara sembilan nama yang diusulkan PKS, weleeeh weleeeh.

Sementara itu, Jokowi masih bimbang akan memilih siapa untuk mengisi kekosongan kursi Cawapres. Ada yang mengusulkan Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy dan masih banyak pilihan lainnya.

Tuhkan yang rame malah rebutin Cawapresnya, weleeeh weleeeh. Mumpung masih diambang ketidakjelasan, Jokowi akhirnya memberikan sinyal kalau yang menjadi pendampingnya di Pilpres 2019 itu Jusuf Kalla.

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Lah kan udah dua kali jadi Wapres. Woailah, emang kenapa? Kan lagi uji materi di Mahkamah Konstitusi, kalau aturan memperbolehkan, kata Jokowi kenapa engga kan lagi diusahakan dulu. Hadeuuh, maksain banget sih.

Kan JK udah pengen istirahat dan pensiun, masih aja dipaksa – paksa jadi Wapres, ehmmm. Kan masih ada tuh yang mau jadi Cawapres.

Ada Puan, Airlangga, Cak Imin, dan Romi jangan sakit hati ya ga dipilih, kan mau gimana pun harus menghormati politikus yang lebih senior, maklum ya, weleeeh weleeeh.

Tapi kayaknya ada yang ga rela tuh, ehmmm, makanya kalau kata Aeschylus, hanya sedikit orang yang memiliki kekuatan untuk menghormati kesuksesan seseorang tanpa merasa iri hati.

Hayooo, siapa yang ga terima keputusan Jokowi? Weleeeh weleeeh. (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...