“Setiap opini baru selalu dicurigai dan biasanya ditentang, tanpa alasan lain kecuali dianggap tak lazim.” ~ John Locke
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]emilihan Calon Kepala Daerah secara langsung berisiko memunculkan penggunaan uang untuk membeli suara konstituen. Selain itu, biaya kampanye yang besarpun membuat para kandidat mau tak mau terjebak pada perilaku koruptif.
Dari persoalan ini, maka sebagian politikus senior memunculkan wacana pemilihan calon kepala daerah dilakukan secara tidak langsung alias melalui DPRD. Mungkin masih ingat, dulu hal ini yang diperjuangkan Partai Gerindra, hmmm, walau nasib dari keputusan ini berakhir tak menggembirakan. Sudah disahkan, tapi Perppu berkata lain ya, weleeeeh weleeeh.
Ternyata tak berhenti disitu saja. Mengingat adanya empat Partai Politik baru, mari kita simak apa gagasan dari para politikus pendatang baru tentang pemilihan calon kepala daerah.
Weeewww, kini muncul lagi usulan teranyar tentang pemilihan Calon Kepala Daerah dari politikus pendatang baru, yakni Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra yang sering disapa Tommy Soeharto.
Waduhhhh, politikus pendatang baru, ahhh perasaan namanya tak asing deh, weleeeeh weleeeh. Coba apa yang bisa digagasnya tentang pemilihan kepala daerah?
Yang jelas harus beda dengan konsep yang sudah beredar ya, kan pendatang baru harus memberikan kebaruan dalam dunia politik. Kalau usulannya sama aja kayak sebelumnya, buat apa dong ada politikus pendatang baru. Ahhh syudahlahhh, bisa jadi sama saja.
Weeeiittttssss, tenang aja pasti baru kok. Udah mikir keras ya? Weleeeeh weleeeeh. Ternyata Tommy Soeharto mengusulkan pemilihan kepala daerah untuk Gubernur dipilih langsung oleh Presiden, tapi tetap melalui DPRD dahulu.
Kalau begini artinya sama aja dong dan malah makin ribet, karena nanti Presiden pasti harus kompromi dengan urusan ‘bagi-bagi jatah’. Weleeeeh weleeeeh, mau tak mau para calon kepala daerah harus melewati dua gerbang seleksi, DPRD dan Presiden. Kalau ga hoki, hmm jangan terlalu banyak berharap.
Namun sayang sekali, usulan Tommy Soeharto ini ternyata tak punya ‘taring’ dan langsung ditolak mentah – mentah oleh Mendagri Tjahjo Kumolo. Apakah Tommy kini tak punya pengaruh sama sekali? Kekuatan trah Soeharto telah memudar?
Hmmmm, kalau begitu pantas saja suara Tommy ga dianggap dan langsung dikebiri. Ternyata ia kini hanya dipandang sebelah mata ya? Ahhh syudahlah. (Z19)