Setelah PKL di Benhil yang meluber di trotoar, kini para PKL juga menggelar lapak di beberapa wilayah lainnya. Waduh, Jakarta jadi kota PKL nih?
PinterPolitik.com
“Semua kebijakan dapat di ukur dengan keadilan.” ~ Aristoteles
[dropcap]K[/dropcap]ebijakan Gubernur DKI Jakarta yang memperbolehkan para Pedagang Kaki Lima (PKL) berjualan di jalan raya, membuat para PKL di wilayah lain terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Bila di era gubernur sebelumnya, mereka harus kucing-kucingan dengan SatPol PP, kini mereka seperti diberi legitimasi.
Ibarat Jerry si tikus dalam film “Tom & Jerry”, para PKL ini sudah mampu “menjinakkan” Tom si kucing yang biasanya ganas mengejar-ngejar para PKL. Berkat Anies Baswedan, Jerry kini bisa menggelar lapaknya di sepanjang trotoar Jakarta yang letaknya dekat dengan pusat keramaian.
Lihat saja para PKL di Bendungan Hilir (Benhil) yang saat ini sudah membanjir dipinggiran jalan, bahkan meluber hingga ke trotoar Jalan Sudirman. Para PKL di Kota Tua yang awalnya dialokasikan di Jalan Cengkeh, kini juga ikut balik meluap lagi ke dekat Stasiun Kereta Jakarta Kota. Tak hanya itu, mereka pun berharap bisa menutup sebagian ruas Jalan Lada untuk dijadikan lapak berjualan seperti di Tanah Abang.
Seakan diberi peluang, karena hingga kini belum ada tindakan berarti dari Pemda, para PKL di wilayah Blok M pun ikut ambil bagian dalam meramaikan trotoar jalan. Di sekitar wilayah Melawai hingga depan Gedung Recapital di Jalan Aditiyawarman pun para pedagang sudah menutupi sepanjang jalur trotoar.
@OmbudsmanRI137 apa maksudnya Lurah Melawai ini Trotoar untuk PKL dan bukan untuk Pejalan Kaki ? apa benar begitu aturannya ?
— wrahardian (@wrahardian2) 27 Februari 2018
Tak tanggung-tanggung, mereka juga sempat menggelar spanduk OKE OCE walau menurut Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno mereka belum terdaftar sebagai anggota. Para pedagang ini mungkin merasa aman berjualan di ruas jalan yang letaknya tidak jauh dari Terminal Blok M, sebab Gedung Recapital sendiri milik Sandiaga Uno.
Lalu bagaimana tanggapan Sandi mengenai tren menjamurnya kembali PKL di Jakarta? Ternyata ia hanya angkat tangan saja, dan menyerahkan seluruh pengurusannya pada Walikota masing-masing wilayah. Hmm, apakah para Walikota di Jakarta bisa mengeluarkan aturan tegas kalau atasannya sendiri tidak tegas?
Ya gitu deh, paling-paling dalam lima tahun ke depan, Jakarta akan mendapatkan julukan baru, yaitu Kota PKL. Sebab bisa jadi nanti para PKL di wilayah-wilayah lain juga akan muncul dan menjamur hingga ke berbagai jalan. Kalau begini, gimana mau mengurangi macet di Jakarta ya? Yang ada nanti malah bertambah macet dong. Hadeeeuh. (R24)