Dalam insiden di Piala Presiden lalu, masyarakat dikejutkan dengan adegan dicegahnya Gubernur DKI saat hendak naik panggung. Benarkah kesalahan semata?
PinterPolitik.com
“Sikap adalah sebuah perbuatan kecil yang mampu menghasilkan perbedaan besar.” ~ Winston Churchill
[dropcap]H[/dropcap]ati-hatilah dalam bersikap, terutama pada orang berkuasa. Salah-salah, Anda sendiri yang akan menanggung deritanya. Apalagi dengan orang kecil yang sok kuasa, bisa-bisa Anda habis dihina-hina. Mungkin nasihat ini perlu diingatkan kembali pada Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Bang Ara.
Walaupun dalam kegiatan Piala Presiden kemarin, Bang Ara menjabat sebagai ketua panitia, tapi tetap saja kedudukannya lebih rendah dari gubernur. Apalagi gubernur itu tuan rumah, kesebelasannya pun memenangi pertandingan pula. Lalu apa alasan dia enggak boleh naik podium? Apakah karena ada Jokowi? Hmmm.
Wajar sih kalau 58 persen pemilih Anies-Sandi di Jakarta pada bete semua. Gubernur kesayangan mereka gitu lho, masa dipermalukan seenaknya dihadapan nyaris seluruh rakyat se tanah air? Protes bertubi-tubi langsung meluncur di media sosial, Bang Ara pun jadi trending topic sebagai subyek yang paling dibenci.
“Saya bersalah. Saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini kepada Presiden Indonesia dan Gubernur “Indonesia””, ujar @Maruarar_Sirait dlm konpress dikutip @CNNIndonesia
Tanda tanda alam buat @aniesbaswedan
Thanks Ara… penghalangan Paspampres thd Anies pic.twitter.com/zxi2EzaEGN
— ElSang (@elfizal) February 19, 2018
Berbagai ulasan terkait mengapa insiden itu terjadi pun menimbulkan perdebatan di sana-sini, ada yang langsung antipati, tapi ga sedikit juga yang mengeluarkan prediksi. Dari berdasarkan fakta hasil pantauan langsung, sampai yang asal ikut nyinyir, bikin insiden ini makin menjadi-jadi.
Dari yang politikus, pengamat politik – baik beneran hingga bohongan pun angkat suara. Pertanyaannya adalah mengapa, mengapa, dan mengapa. Tapi herannya yang ditanya malah santai-santai aja. “Ya semua salah saya, saya lupa. Maaf kalau ada yang salah di luar sana,” begitu saja ia menanggapinya, sambil menambahkan kalau Jokowi dan Anies adalah teman baiknya.
Apakah jawaban permintaan maafnya memuaskan masyarakat semua? Tentu tidak. Warga percaya, ada udang dibalik bakwan atas tindakan “lupa” Bang Ara. Apakah karena ia dari PDI Perjuangan sehingga sengaja mempermalukan Anies? Apa Bang Ara memang over acting dengan menunjukkan kekuasaannya untuk meremehkan Anies?
Apalagi gara-gara Bang Ara, Jokowi pun ikut kena getahnya. Jangan-jangan Bang Ara itu hanya kambing yang dikorbankan saja. Begitulah para pembenci Jokowi melemparkan teori konspirasi atas tindakan yang memalukan ini. Ahoy, Bang Ara yang sebenarnya Jokower Sejati, mungkinkah mengorbankan diri bagi orang yang ia kagumi? Oho Bang Ara, lain kali bilang supaya jangan over acting lagi ya. (R24)