HomeNalar PolitikFadli Spesialis Nyiyir

Fadli Spesialis Nyiyir

Kecil Besar

Fadli Zon kembali mengeluarkan nyiyiran terkait kunjungan Jokowi ke Afghanistan. Apa benar kunjungan Jokowi ke sana hanya sekadar pencitraan?


PinterPolitik.com

“Memuji seseorang secara berlebihan, sama saja menjilatnya. Tetapi, melalaikan pujian bagi orang yang berhak menerimanya adalah simbol kebodohan dan kedengkian.”

(Ali Bin Abi Thalib)

[dropcap]K[/dropcap]unjungan Jokowi ke Afghanistan (29/1) cukup menyita perhatian banyak orang. Mungkin ada yang berkomentar bahwa ngapain presiden ke sana, emang nggak takut sama teror bom? Kayaknya, Jokowi santai-santai aja tuh. Buktinya ia menolak menggunakan rompi anti peluru saat berkunjung ke sana. Padahal dua hari sebelumnya, ada serangan teror bom ambulans di Kabul yang menewaskan 103 orang.

Kalau lawan-lawan politiknya pasti lain tanggapannya. Mungkin ada yang mengganggap kunjungan tersebut hanya untuk cari nama doang. Bahkan mungkin ada berharap agar Jokowi terkena serangan  bom dan meninggal di sana, biar batal nyapres lagi. Siapa yang tau?

Nah, terkait kunjungan yang dilakukan Jokowi ke Afghanistan, Fadli Zon juga ikut berkomentar lho. Hm, dia lagi, dia lagi. Terkait pemberitaan mengenai Jokowi yang memimpin shalat Dzuhur di Afghanistan, Pak Fadli menganggapnya sebagai salah satu bentuk pencitraan yang bagus.

Hmm, tapi jangan kaitkan shalat dengan pencitraan, pleaseee.  Emang shalat selevel dengan pencitraan? Mau muji atau nyiyir nih? Atau jangan-jangan bapak iri karena belum diberi kesempatan untuk mimpin shalat di negara lain? Kacian deh lo, hehehe.

Semua orang pasti udah tau kok, Pak Fadli seperti apa. Jokowi di matanya seolah-olah nggak ada baik-baiknya. Semua yang dilakukan Jokowi pasti dinyiyirin ama dia. Kalau gitu, nggak usah ditanggapi serius. Anggap aja itu suara kaset rusak. Wkwkwkwk.

Tapi, kalau dipikir-pikir apakah ada maksud terselubung di balik kunjungan Jokowi ke Afghanistan? Ada yang bilang ini sebagai salah satu upaya dari Indonesia untuk menjadi ‘panglima’ di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, ada yang juga bilang ini sebagai salah satu upaya Jokowi untuk menangkal tuduhan ‘anti Islam’ yang selama ini dilekatkan padanya. Apa betul begitu? Entahlah, itu kan kata orang-orang. Kalau mau tau lebih jelas, langsung tanya aja ke Pak Jokowi, eh. (K-32)

Baca juga :  The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 
spot_imgspot_img

#Trending Article

Nadir Pariwisata: Kita Butuh IShowSpeed

Kondisi sektor pariwisata Indonesia kini berada di titik nadir. Di balik layar kebijakan dan pernyataan resmi pemerintah, para pelaku industri perhotelan sedang berjuang bertahan dari badai krisis.

Prabowo dan Lahirnya Gerakan Non-Blok 2.0?

Dengan Perang Dagang yang memanas antara AS dan Tiongkok, mungkinkah Presiden Prabowo Subianto bidani kelahiran Gerakan Non-Blok 2.0?

Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Dengarkan artikel ini. Audio ini dibuat dengan teknologi AI. Kongres ke-6 PDIP disinyalir kembali tertunda setelah sebelumnya direncanakan akan digelar Bulan April. Mungkinkah ada strategi...

Di Balik Kisah Jokowi dan Hercules?

Tamu istimewa Joko Widodo (Jokowi) itu bernama Rosario de Marshall atau yang biasa dikenal dengan Hercules. Saat menyambangi kediaman Jokowi di Solo, kiranya terdapat beberapa makna yang cukup menarik untuk dikuak dan mungkin saja menjadi variabel dinamika sosial, politik, dan pemerintahan.

Prabowo dan Strategi “Cari Musuh”

Presiden Prabowo bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Senin (7/4) kemarin. Mengapa Prabowo juga perlu "cari musuh"?

Hegemoni Dunia dan Misteri “Three Kingdoms” 

Di dalam studi politik internasional, perdebatan soal sistem seperti unipolarisme, bipolarisme, dan multipolarisme jadi topik yang memicu perbincangan tanpa akhir. Namun, jika melihat sejarah, sistem hegemoni seperti apa yang umumnya dibentuk manusia? 

The Game: PDIP Shakes the Cabinet?

Pertemuan Prabowo dan Megawati menyisakan tanda tanya dan sejuta spekulasi, utamanya terkait peluang partai banteng PDIP diajak bergabung ke koalisi pemerintah.

Saga Para Business-Statesman

Tak lagi seputar dikotomi berlatarbelakang sipil vs militer, pengusaha sukses yang “telah selesai dengan dirinya sendiri” lalu terjun ke politik dinilai lebih ideal untuk mengampu jabatan politis serta menjadi pejabat publik. Mengapa demikian?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...