HomeNalar PolitikPolitik Gotong Royong Ala Mama

Politik Gotong Royong Ala Mama

Kecil Besar

Mama Mega menyarankan kepada seluruh anggotanya untuk menerapkan politik gotong royong. Maksudnya gimana, Ma?


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]artai Banteng baru saja menggelar Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) yang bertajuk ‘Berdikari untuk Indonesia Raya’, Minggu (17/12). Dalam rapat tersebut, pokok pembicaraannya adalah mengenai politik gotong-royong.

Menurut Mama, politik gotong adalah keinsafan dan kesadaran untuk bekerja sama. Sementara royong adalah membagi hasil karya bersama. Anggota menerima sesuai kontribusi masing-masing. Wah, ini gagasan yang hebat dan akan akan jauh lebih hebat jika benar-benar diterapkan.

Mama juga menyarankan agar setiap anggota tidak mementingkan nafsu dan tuntutan belaka, tapi lebih mementingkan cinta kasih. Semua kader dianjurkan untuk turun ke bawah, harus lebih dekat dengan masyarakat kecil. Hal ini mungkin ada kaitan dengan petuah Mama beberapa waktu lalu, soal upaya untuk memberantas korupsi di Indonesia.

Konon katanya, politik gotong royong merupakan khas Indonesia. Bahkan dipercaya sebagai modal untuk menciptakan bangsa yang berdikari: berdiri di atas kaki sendiri.

Kayaknya akhir-akhir ini, Mama punya profesi baru deh. Selain menjabat sebagai Ketua Umum Partai Banteng, ia juga punya peran sebagai motivator lho. Nggak mau kalah sama om Mario teguh, ya Ma?

Memang nggak bisa dipungkiri kalo menjelang pemilu kayak gini partai-partai mulai gencar melakukan upaya untuk menaikkan popularitas. Katanya, ini merupakan resep ampuh untuk menarik minat masyarakat. Apakah Partai Banteng punya indikasi ke sana?

Mengenai persiapan Pilkada serentak tahun depan, Partai Banteng kelihatannya mulai tancap gas. Baru-baru ini, Mama Mega sendiri telah menetapkan empat calon kepala daerah yang akan diusung tahun depan. Daerah-daerah itu antara lain, Maluku, Sulawesi Tenggara, Riau dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga :  Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Akan tetapi, penetapan calon kepala daerah di En-te-te menimbulkan protes dari kalangan kader Banteng yang ada di sana. Katanya, sosok yang dipilih Mama bukanlah produk asli Banteng. Padahal di antara kader-kader Banteng di En-te-te, ada beberapa sosok yang potensial.

Mungkinkah ini bertolak belakang dengan keinginan Mama yang menginginkan politik gotong royong di antara kader-kadernya?

Yah, mau gimana lagi? Itu semua tergantung Mama. Emang, siapa yang berani lawan Mama? (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Nadir Pariwisata: Kita Butuh IShowSpeed

Kondisi sektor pariwisata Indonesia kini berada di titik nadir. Di balik layar kebijakan dan pernyataan resmi pemerintah, para pelaku industri perhotelan sedang berjuang bertahan dari badai krisis.

Prabowo dan Lahirnya Gerakan Non-Blok 2.0?

Dengan Perang Dagang yang memanas antara AS dan Tiongkok, mungkinkah Presiden Prabowo Subianto bidani kelahiran Gerakan Non-Blok 2.0?

Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Dengarkan artikel ini. Audio ini dibuat dengan teknologi AI. Kongres ke-6 PDIP disinyalir kembali tertunda setelah sebelumnya direncanakan akan digelar Bulan April. Mungkinkah ada strategi...

Di Balik Kisah Jokowi dan Hercules?

Tamu istimewa Joko Widodo (Jokowi) itu bernama Rosario de Marshall atau yang biasa dikenal dengan Hercules. Saat menyambangi kediaman Jokowi di Solo, kiranya terdapat beberapa makna yang cukup menarik untuk dikuak dan mungkin saja menjadi variabel dinamika sosial, politik, dan pemerintahan.

Prabowo dan Strategi “Cari Musuh”

Presiden Prabowo bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Senin (7/4) kemarin. Mengapa Prabowo juga perlu "cari musuh"?

Hegemoni Dunia dan Misteri “Three Kingdoms” 

Di dalam studi politik internasional, perdebatan soal sistem seperti unipolarisme, bipolarisme, dan multipolarisme jadi topik yang memicu perbincangan tanpa akhir. Namun, jika melihat sejarah, sistem hegemoni seperti apa yang umumnya dibentuk manusia? 

The Game: PDIP Shakes the Cabinet?

Pertemuan Prabowo dan Megawati menyisakan tanda tanya dan sejuta spekulasi, utamanya terkait peluang partai banteng PDIP diajak bergabung ke koalisi pemerintah.

Saga Para Business-Statesman

Tak lagi seputar dikotomi berlatarbelakang sipil vs militer, pengusaha sukses yang “telah selesai dengan dirinya sendiri” lalu terjun ke politik dinilai lebih ideal untuk mengampu jabatan politis serta menjadi pejabat publik. Mengapa demikian?

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...