“Demokrasi bisa ditindas sementara karena kesalahannya sendiri, tetapi setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan penuh keinsafan.” ~ Hatta
PinterPolitik.com
[dropcap]R[/dropcap]omantisme Partai Gerindra dan PKS terjalin dalam berbagai kontestasi politik baik di tingkatan nasional maupun daerah. Tapi, kisah keduanya tak lagi berlanjut.
Hmm, tapi terhentinya di Pilgub Jawa Barat. Masih teringat di Pilgub DKI Jakarta? Hmm, sangat kompak dan solid ya. Ternyata romantisme ini ada akhirnya juga ya. Weleeeeh weleeeh.
Tapi apa yang menjadi alasan dua partai yang merajut romantisme ini tak lagi bersama? Hmm, banyak menerka – nerka apakah ada masalah fundamental diantara mereka? Weleeeh weleeeh entahlah.
Berawal dari Partai Gerindra yang melepas salah satu primadona di Pilgub Jawa Barat. Mungkin langkah ini kurang tepat, karena justru PKS terpesona dengan primadona yang didepak Partai Gerindra. Hmmm, memang tangan tak sampai ya. hehehe
Selanjutnya, Partai Gerindra seolah menghilang dalam percaturan politik Pilgub Jawa Barat. Akhirnya PKS memantapkan pilihannya kepada Deddy Mizwar untuk bertarung di Pilgub Jawa Barat.
Gerindra Jabar Tolak Rujuk dengan PKS Bila Masih Usung Demiz-Syaikhu di Pilgub https://t.co/Q9CxUtnnyx pic.twitter.com/Klfc7gFn9I
— Okezone (@okezonenews) September 27, 2017
Partai Gerindra rasanya tak mungkin merapat ke PKS, masa mau jilat ludahnya sendiri hehehe. Akhirnya saat keluar dari persinggahan, Gerindra memunculkan sosok baru yang akan bertarung melawan dua primadona Pilgub Jawa Barat. Weleeeh weleeeeh.
Sesaat memiliki sosok baru, Gerindra kembali mengajak PKS untuk mengulang romantisme kemenangan di Pilgub DKI Jakarta. Namun, PKS dengan bertutur perlahan menolak ajakannya karena sudah memantapkan pilihan.
Cuppp…cupppp, maaf ya Gerindra kini PKS tak lagi bisa bersama hehehehe.
Mungkinkah Pilgub Jawa Barat akan menjadi titik akhir perjalanan dua partai yang dulu sama – sama merajut kemenangan di DKI Jakarta dan saling merangkul saat menerima kekalahan di Pilpres 2014. Weleeeh weleeeeh.
Akankah ikrar antara kedua partai ini tak lagi bisa diikat dalam kesamaan pandangan? Hmmm, konsekuensi logis dari dinamisnya dunia politik. Selamat bertarung di tanah pasundan ya hehehe. (Z19)