HomeNalar PolitikOBOR Tiongkok Cocok Untuk Indonesia?

OBOR Tiongkok Cocok Untuk Indonesia?

Kecil Besar

OBOR Tiongkok dinilai sebagai peluang bagi investasi Indonesia. Apakah itu benar?


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]iongkok sedang gencar merajut jalur sutera modern antar negara, dengan semboyan “One Belt One Road.” Proyek tersebut bertujuan untuk ekspansi perdagangan Tiongkok ke seluruh belahan dunia. Tentu saja, jalur sutera modern ini akan melintasi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, proyek yang termasuk dalam OBOR Tiongkok adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Konon katanya, dana dari proyek ini disokong penuh oleh China Development Bank (CDB).

Selain itu, OBOR Tiongkok juga menaruh perhatian besar terhadap investasi di laut. Wilayah Indonesia yang dikelilingi laut menjadi potensi besar bagi Tiongkok untuk menjalankan proyek tersebut.

Hal ini juga dibenarkan oleh  ekonom senior dari Bank Mandiri, Andry Asmoro. Beliau melihat bahwa salah satu peluang besar yang harus diketahui Indonesia adalah peluang investasi di laut. Hal itu juga sesuai dengan gagasan Nawacita Pakde Joko, yang di dalamnya ada ambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Apalagi Pakde juga telah berencana untuk segera membangun insfrastruktur penunjang tol laut di Aceh dan Maluku Utara. Maka, hal ini tentu saja bisa sinergi dengan program OBOR Tiongkok.

 “Perlu diketahui dalam OBOR, kita kebagian dari bagian lautnya, bukan daratnya, jadi ini sesuai dengan cita-cita Pak Jokowi untuk bangun tol laut. Jadi akan dibangun kemudian insfrastruktur di Aceh sampai Maluku Utara, di Bitung, itu yang akan dipakai oleh OBOR sebagai new silk road,” jelas Andry.

Akan tetapi, untuk menjalin kerjasama tersebut perlu dipertimbangkan baik-baik. Persoalannya, OBOR Tiongkok ini diduga menyimpan misi terselubung. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Menteri Mainland Affairs Council, Republik Tiongkok atau Taiwan, Tien-Chin Chang.

Baca juga :  Siasat Ahok "Bongkar" Korupsi Pertamina

Ia mengatakan, Pemerintah Tiongkok meminta agar negara-negara yang hendak dilibatkan dalam OBOR mengurangi proteksionismenya. Tetapi di saat bersamaan, OBOR dan berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang dijanjikan, sebetulnya digunakan untuk mengalirkan produk Tiongkok dan tenaga kerja Tiongkok ke negara-negara tersebut.

Wah, jangan-jangan ini benar. Karena baru-baru ini, Opa JK sudah melarang pihak Tiongkok untuk mengirimkan tenaga kerjanya ke tanah air, tanpa ada pelatihan tenaga kerja.

Melihat fenomena ini, saya sendiri malah menyangsikan program Tiongkok ini. Apakah benar ini bakal menjadi obor untuk menerangi jalan Indonesia menjadi poros maritim di dunia? Ataukah hanya sebagai alat bagi Tiongkok untuk memperluas ekspansi bisnisnya? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...