Pak tua Amien makin galak. Sekarang beliau minta agar PAN sebaiknya mundur dari Partai koalisi Pemerintah.
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais dikenal galak mengkritik pemerintahan Jokowi-JK. Kritik sih nggak masalah, asalkan kritis, jangan ngasal.
Pak tua Amien pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Jokowi tak pro Islam karena menolak menemui para demonstran aksi bela Islam jilid II atau yang dikenal aksi 212. Kalau saya jadi Jokowi, saya juga pasti ogah ketemu, soalnya pasti ada Wiro Sableng di sana. Siapa yang mau kena amukan kapak maut naga geni 212?
19 Tahun Reformasi, 9 Kritik Amien Rais untuk Jokowi https://t.co/PEYGsGeLIp
— Kompas.com (@kompascom) May 20, 2017
Selain itu, Pak tua Amien juga pernah mengkritik bahwa Jokowi membiarkan adanya usaha kriminalisasi terhadap para ulama. Padahal, ulama itu tempat mencari penerangan dan kesejukan buat umat Islam. Tapi kalau ulamanya Habieb Rizieq, emang bikin kita sejuk dan tercerahkan?
Tak berhenti sampai di situ, Pak tua Amien bahkan mengkiritik kerja sama Pemerintahan Indonesia dengan Tiongkok. Menurutnya, kerja sama tersebut berpotensi menjadikan Indonesia sebagai ‘tempat sampah’-nya Tiongkok, terutama proyek reklamasi di Kawasan Teluk Jakarta. Kalau memang demikian, coba Pak Amien buktikan, jangan hanya omong doang.
Bahkan Pak Amien baru-baru ini memberikan anjuran tegas agar PAN keluar dari partai koalisi pemerintah. Kenapa, udah mulai insaf atau merasa udah nggak laku lagi di dalam kubu pemerintah? Atau malu karena kena sindiran dari Pak JK soal Perppu Ormas?
Ya sudah, mau keluar ya keluar aja! Nggak masalah kok! Malah akan menguatkan argumen bahwa PAN selama ini memang plin-plan dengan pemerintah. PAN cukup terlatih memainkan politik dua kaki. Mungkin itu keahlian PAN yang mungkin tak dimiliki partai lain yang tergabung dalam koalisi pemerintah.
Menurut Amien Rais, PAN Sebaiknya Keluar dari Koalisi Pemerintah https://t.co/MbVNiHniOr
— Kompas.com (@kompascom) November 2, 2017
Kalau Pak tua Amien makin galak mengkritik pemerintah, saya sih nggak heran. Bisa saja ini adalah strategi basi yang dipakai oleh para politikus, kalau nggak kebagian jatah atau menjadi korban perombakan jabatan dalam kabinet pemerintahan. Sri Bintang Pamungkas dan Rizal Ramli, apa kabar? (K-32)