HomeNalar PolitikMengapa Barat Bisa ‘Kuasai’ Dunia? 

Mengapa Barat Bisa ‘Kuasai’ Dunia? 

Dengarkan artikel berikut

Negara-negara Barat tidak dipungkiri telah jadi ‘kiblat’ dari perkembangan negara modern selama beberapa dekade terakhir. Lantas, mengapa Barat bisa lebih maju? 


PinterPolitik.com 

Pada tahun 1920, seorang ahli geologi asal Swiss bernama François de Loys membuat penemuan yang menghebohkan dunia. Ketika ia berekspedisi ke Venezuela, de Loys disebut bertemu dengan seekor monyet yang punya ciri-ciri fisik sangat tidak biasa dari monyet pada umumnya. 

Monyet ini diketahui berukuran besar dan hampir menyerupai manusia dalam bentuk dan ukuran, tidak punya ekor, serta mampu menggunakan alat untuk menyerang manusia. Setelah ditangkap dan difoto, seorang antropolog bernama George Montandon, teman de Loys, mengklaim bahwa monyet ini merupakan salah satu mata rantai yang hilang dalam evolusi panjang manusia dengan nenek moyang primatanya. 

Meskipun kini temuan tersebut dianggap sebagai hoaks, pada masanya banyak yang percaya penemuan de Loys membuktikan bahwa evolusi homo sapiens berbeda di setiap daerah di dunia. Hoaks ini lantas menjadi akar argumen rasisme di Eropa, karena sebagian orang Eropa percaya bahwa mungkin peradaban mereka lebih maju dibandingkan peradaban lain karena memiliki nenek moyang yang berbeda dengan orang-orang lain. 

Walau sekarang tidak ada lagi yang percaya pada ide rasis ini, tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban Barat, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, kini memang mendominasi dunia. Baik dari segi teknologi, pertahanan, atau sosial, negara Barat hingga kini kerap dijadikan acuan sistem bernegara yang ideal. 

Lantas, mengapa peradaban Barat bisa lebih maju? Apakah memang karena masalah ras atau ada faktor lain? 

image 2

Karena Perbedaan Pengalaman Sejarah? 

Jika kita membahas tentang perbedaan kemajuan peradaban di dunia, terkadang kita tidak bisa lepas dari isu rasisme. Sebagai contoh, di sekitar kita masih ada yang percaya bahwa orang Eropa dan Amerika bisa lebih maju karena ras mereka memiliki keunggulan secara genetik, sehingga lebih pintar dibanding ras lain. 

Pandangan ini tentu salah. Noah Rosenberg dalam tulisannya Genetic structure of human populations, menjelaskan bahwa 99,9% kode genetik manusia dari semua ras ternyata sama. Karena temuan ini, beberapa ahli biologi bahkan mulai menganggap bahwa perbedaan ras tidak dapat merepresentasikan variasi peradaban manusia. 

Baca juga :  Jokowi Skor 4-3?

Lantas, mengapa peradaban Barat tiba-tiba lebih maju, terutama setelah era kolonialisme? Philip Hoffman dalam tulisannya Why Was it Europeans Conquered the World?, menjelaskan bahwa sejarah peperangan di Eropa bisa menjadi alasan utamanya. 

Sebuah lembaga analisis data asal Belanda bernama Nodegoat pernah membuat peta yang memuat data tentang semua peperangan yang pernah terjadi dalam sejarah dunia, Peta ini merangkum semua perang yang memiliki catatan otentik dari tahun 2500 SM sampai tahun 2016. Dan ternyata, dari data yang dikumpulkan, Benua Eropa adalah benua yang paling sering terjadi pertempuran.  

Lalu, apa hubungannya dengan keunggulan peradaban Eropa? Well, Hoffman berkesimpulan bahwa karena orang Eropa lebih sering mengalami perang dibandingkan wilayah lain, mereka lantas mengembangkan pandangan hidup yang lebih kompetitif. 

Ditambah dengan kondisi bumi Utara yang dingin dan relatif memiliki cadangan makanan yang lebih sedikit dari kawasan khatulistiwa, keadaan ini lantas membuat kerajaan-kerajaan Eropa di masa lalu perlu melakukan ekspansi besar untuk memperkaya diri. Karena itu, kerajaan-kerajaan Barat sangat mengutamakan pembangunan militer untuk kampanye militernya dan pertahanan untuk mempertahankan hasil ekspansinya. 

Seiring berjalannya waktu, kerajaan-kerajaan tersebut menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menang dalam kompetisi dan aman dari ancaman invasi di masa depan adalah dengan mendominasi tetangganya melalui invasi atau pendudukan. Pandangan kompetitif ini diturunkan selama ribuan tahun dan menjadi benih penjajahan, imperialisme, dan kolonialisme Barat. Faktor kompetitif ini lantas yang diasumsikan membuat kultur peradaban Barat lebih maju. 

Alasan kedua yang juga masih berkaitan dengan alasan pertama bisa kita ambil dari buku Rémi Brague yang berjudul Eccentric Culture. Rémi percaya bahwa Peradaban Barat sebenarnya adalah amalgamasi dari berbagai inovasi terbaik di dunia. Tetapi sayangnya, perkembangan sains Barat selalu didasarkan pada ide ekspansi dan sering digunakan untuk kekuatan militer.  

Baca juga :  Apa Alasan Militer Tiongkok Melesat?

Contohnya penemuan bubuk mesiu. Mayoritas sejarawan percaya bahwa Tiongkok yang pertama kali menemukannya. Dalam pandangan Taoisme, mesiu ditemukan bukan sebagai bahan senjata, melainkan sebagai produk pencarian ramuan keabadian. Namun, ketika Peradaban Barat mengenal mesiu, mereka mengembangkannya menjadi senjata yang sangat merusak. 

Akan tetapi, perbedaan pengalaman sejarah ini tentunya bukan satu-satunya alasan mengapa peradaban Barat bisa relatif lebih maju. Lantas, apa saja-kah itu? 

image 3

Orang Barat Lebih ‘Kejam’? 

Alasan ketiga tentang mengapa peradaban Barat bisa lebih maju bisa kita kutip kembali dari Philip Hoffman, yang mengatakan bahwa Peradaban Barat sebenarnya tidak pernah lebih maju dari peradaban yang lain. Barat, kata Hoffman, hanya “lebih tega” dan lebih berani mendominasi peradaban lain. Era kolonialisme menjadi bukti terkuatnya. 

Kolonialisme Eropa didorong oleh keinginan untuk menguasai sumber daya alam dan pasar baru. Negara-negara seperti Spanyol, Portugal, Inggris, dan Belanda mengeksploitasi sumber daya di Afrika, Asia, dan Amerika. Mereka memaksa penduduk lokal untuk bekerja di tambang, perkebunan, dan industri lainnya dengan kondisi yang seringkali brutal.  

Masalahnya, kendati peradaban lain seperti Tiongkok dan Mongol juga pernah melakukan ekspansi besar-besaran, peninggalan mereka belum pernah memiliki dampak sebesar kolonialisme Eropa, yang di beberapa negara bahkan sampai merubah pandangan kultur dan sosial warga aslinya. 

Dari sisi tertentu, eksploitasi ini tentunya juga memungkinkan negara-negara Eropa untuk mengumpulkan kekayaan yang luar biasa, yang kemudian diinvestasikan dalam teknologi dan infrastruktur yang mempercepat perkembangan mereka. 

Itulah beberapa alasan mengapa Peradaban Barat bisa mendominasi dunia. Perbedaan ras tidak pernah jadi alasan yang membedakan kita dengan mereka, akan tetapi perbedaan pengalaman sejarah-lah yang membentuk kemajuan mereka.  

Namun, di era yang relatif damai seperti sekarang, negara-negara non-Barat telah diberikan kesempatan untuk bangkit dan bersaing dalam level yang setara. Tentunya, kita berharap jangan sampai negara kita tertinggal kesempatan emas ini. (D74) 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ini Aktor di Balik “Fufufafa” Gibran?

Media sosial dibuat ramai oleh posting-an lama akun bernama Fufufafa. Sejumlah posts bahkan menjelekkan Prabowo Subianto dan keluarganya.

Digerogoti Kasus, Jokowi Seperti Pompey?

Mendekati akhir jabatannya, sejumlah masalah mulai menggerogoti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apakah ini artinya dukungan elite kepadanya mulai melemah?

Titip Salam dari Mega ke Prabowo: Menuju Koalisi?

Seiring dengan “audisi” menteri yang dilakukan oleh Prabowo Subianto untuk kementerian di pemerintahannya, muncul narasi bahwa komunikasi tengah terjalin antara ketum Gerindra itu dengan Megawati Soekarnoputri.

Menuju Dual Power Jokowi vs Prabowo

Relasi Jokowi dan Prabowo diprediksi akan menjadi warna utama politik dalam beberapa bulan ke depan, setidaknya di sisa masa jabatan periode ini.

Jokowi Dukung Pramono?

Impresi ketertinggalan narasi dan start Ridwan Kamil-Suswono meski didukung oleh koalisi raksasa KIM Plus menimbulkan tanya tersendiri. Salah satu yang menarik adalah interpretasi bahwa di balik tarik menarik kepentingan yang eksis, Pramono Anung boleh jadi berperan sebagai “Nokia”-nya Jokowi dan PDIP.

Trump atau Kamala, Siapa Teman Prabowo?

Antara Donald Trump dan Kamala Harris, siapa lebih untungkan Prabowo dalam menentukan arah kebijakan luar negeri Indonesia di masa depan?

RK-Jakmania dan Dekonstruksi Away Day

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Skeptisisme dan keraguan tertuju kepada Ridwan Kamil (RK) yang dianggap tak diuntungkan kala berbicara diskursus Jakmania dan Persija...

Apa Alasan Militer Tiongkok Melesat?

Beberapa tahun terakhir militer Tiongkok berhasil berkembang pesat, mereka bahkan bisa ciptakan kapal induk sendiri. Apa kunci kesuksesannya?

More Stories

Digerogoti Kasus, Jokowi Seperti Pompey?

Mendekati akhir jabatannya, sejumlah masalah mulai menggerogoti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Apakah ini artinya dukungan elite kepadanya mulai melemah?

Apa Alasan Militer Tiongkok Melesat?

Beberapa tahun terakhir militer Tiongkok berhasil berkembang pesat, mereka bahkan bisa ciptakan kapal induk sendiri. Apa kunci kesuksesannya?

Mengapa Tiongkok Belum Gantikan AS?

Tiongkok sering diagadangkan akan menjadi negara adidaya baru pengganti Amerika Serikat (AS), tapi apakah Tiongkok sanggup?