Biarpun raganya berada 7.898 kilometer dari Indonesia, jiwa Rizieq Shihab tak pernah meninggalkan tanah ini.
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]I[/dropcap]a selalu dinanti oleh pecintanya dan selalu membalas cinta yang ia dapat. Habib pimpinan Front Pembela Islam ini tidak pernah berhenti menggelorakan ’jihad konstitusional’ di depan umatnya, menggunakan upaya politik dan hukum secara berimbang.
Terakhir, di aksi massa 299 yang digelar di depan kompleks DPR, Habib Rizieq turut hadir dalam bentuk gelombang suara. Ia tersambung via telepon seluler dari Mekkah dan turut larut dalam hingar bingar perjuangan ‘Umat Muslim Indonesia’, berorasi menyoal PKI dan Perppu Ormas. Nah, sebelum tersambung dengan Habib Rizieq, massa mendapat kado menarik. Mereka diperdengarkan secara perdana dan eksklusif sebuah lagu ciptaan Habib Rizieq selama tinggal di Mekkah, yang berjudul Kami Mujahid.
“Kami mujahid siap mati sahid. Kami mujahid siap hidup pahit. Kami pejuang siap tuk diserang. Kami pejuang tuk perang. Kami pejuang siap tuk menang”
Wah siapa yang menyangka Imam Besar FPI ini begitu multitalenta? Di samping memimpin sholawat dan berorasi membakar semangat mujahidnya, ia juga pandai membuat lagu. Kata orator, rekaman lagu ciptaan Rizieq yang diputar saat itu ditulis di depan Ka’bah Baitullah, kemudian dinyanyikan bersama anak perempuannya. Begitu indah dan penuh romansa religius, bukan?
Dan, usut punya usut, lagu itu bukan lagu pertama yang diciptakan Habib Rizieq. Sebelumnya, ketika sedang nge-tren demo berjilid untuk menjatuhkan Ahok, Habib Rizieq sebagai pentolan yang paling berani juga pernah membuat chants Allahuakbar, yang kemudian disambungkan dengan lagu ciptaannya berjudul Ahok Durjana.
“Agama dinista, Al-Quran dinoda, ulama dihina, si Ahok durjana
Hak rakyat disita. Si miskin disiksa, Pegawai dipaksa, Si Ahok durjana
Presiden membela, Aparat menjaga, Walau banyak salah, Si Ahok durjana
Ayo kita bersatu, Ganyang kepala batu, Apa anda setuju… Ahok harus dibunuh?”
Lincah berpolitik, sadar hukum, juga pandai melantunkan nada. Tak heran Habib Rizieq begitu dicintai pendukungnya. Bahkan, konon cintanya cinta buta. Jelaslah Habib begitu dirindukan. Massa 299 kemarin mengaku rindu suara Habib Rizieq live, makanya disambungin lewat telpon. Habib Rizieq nampaknya belum pernah merekam lagunya secara professional. Ada baiknya Habib mempertimbangkan masuk ke jalur itu. Bagus lah kalau bisa jadi rekaman extended play berisi empat lagu. Tinggal bikin dua lagi. Eh, atau sudah ada empat ya? Bisa saja pinterpolitik.com salah sih.
Ya sudah, Habib sudah sangat dirindukan lho. Sini yuk, cepat pulang. (R17)