Pinter EkbisHarga Beras Naik, Porsi Warteg Berkurang?

Harga Beras Naik, Porsi Warteg Berkurang?


PinterPolitik.com

Kenaikan harga beras belakangan ini telah memicu berbagai perubahan dalam berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor kuliner seperti pengusaha warung Tegal (warteg).

Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan terhadap operasional dan profitabilitas pengusaha warung, serta berimbas pada para konsumen yang bergantung pada makanan yang disajikan di warung-warung tersebut.

Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni mengaku para pedagang warteg terpaksa mengurangi porsi nasi. Meski begitu, para pengusaha tidak akan mengurangi porsi secara signifikan.

“Kita (pengusaha warteg) tidak mungkin menaikkan harga dalam situasi ekonomi belum pulih, malah down. Kita paling mengurangi porsi,” Mukroni, Ketua Kowantara (26/8/2023).

Kenaikan harga beras, sebagai komoditas utama dalam makanan pokok masyarakat Indonesia, tentu berdampak pada biaya produksi pengusaha warung.

Bahan makanan seperti nasi menjadi unsur penting dalam menu warung Tegal, dan kenaikan harga beras langsung berdampak pada biaya produksi mereka.

Pengusaha warung Tegal terkadang harus memilih antara menaikkan harga jual makanan atau menahan biaya produksi mereka.

Kedua pilihan ini tidak selalu mudah dilakukan, karena menaikkan harga dapat mengurangi daya beli pelanggan, sementara menahan biaya dapat mengurangi profitabilitas usaha.

Selain itu, pengusaha warung juga dihadapkan pada tantangan dalam menjaga kualitas dan kuantitas hidangan mereka.

Kenaikan harga beras dapat mempengaruhi komposisi hidangan yang biasanya melibatkan nasi sebagai komponen utama. Pengusaha warung harus berinovasi untuk menjaga kualitas hidangan sambil menghadapi kenaikan biaya bahan baku.

Dampak lain dari kenaikan harga beras adalah perubahan perilaku konsumen. Konsumen mungkin akan berpindah preferensi ke makanan lain yang lebih ekonomis atau lebih mengenyangkan dengan biaya yang sama.

Hal ini dapat mengurangi jumlah pelanggan yang datang ke warung Tegal, sehingga pengusaha harus lebih kreatif dalam strategi pemasaran dan penawaran menu. (S83)

Exclusive content

Latest article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War

More article

When Silence is Not Golden..

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Megawati Not Fit or No Money?

The Ultimate Java War