HomeNalar PolitikPersiapan Pilgub Jabar Memanas

Persiapan Pilgub Jabar Memanas

Semakin dekat waktu pendaftaran, partai politik sudah mulai melakukan persiapan di Pilgub Jabar. Baik dari penentuan kandidat hingga strategi kemenangan mereka.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]S[/dropcap]ebagai wilayah dengan jumlah suara terbesar di Indonesia, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat (Jabar) 2018 mendatang mencuri perhatian terbesar dari para pemimpin partai politik (Parpol). Dari segi pemilihan kandidat dan strategi pun sudah mulai diatur dari sekarang. Salah satu yang sudah mulai mengatur strategi adalah koalisi dua parpol besar, yaitu PDI Perjuangan dan Golkar.

Dua parpol ini kabarnya sudah resmi berkoalisi tidak hanya di Pemilihan Gubernur (Pilgub), tapi juga di tingkat kabupaten dan kota. Kesepakatan ini diputuskan setelah pimpinan kedua parpol di tingkat daerah melakukan pertemuan tiga kali, sekaligus melaporkan perkembangan terkini ke masing-masing dewan pimpinan pusat (DPP) partai. “DPP (pusat) kedua partai sudah menyetujui,” kata seorang kader salah satu partai di Gedung Parlemen, beberapa waktu lalu.

Menurutnya dengan kesepakatan kerjasama politik ini, dua partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri dan Setya Novanto tersebut akan melakukan safari politik ke 16 wilayah di Jabar yang akan melaksanakan Pilkada Serentak tahun depan. “Kami fokus menyiapkan pemilihan bupati maupun walikota. Tidak hanya itu, Pilgub juga akan kami menangkan,” tegas sumber tersebut.

Saat ini, sudah ada lima kota dan kabupaten di Jabar yang telah disepakati oleh PDI Perjuangan dan Golkar untuk berkoalisi. Wilayah – wilayah tersebut yaitu, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Subang, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. “Sisanya menyusul,” tukasnya, sambil menambahkan kalau koalisi tersebut dilakukan karena keduanya memiliki kesamaan visi. “Golkar dan PDI Perjuangan di Jabar akan semakin menguat. Dengan persekutuan ini, peluang untuk menyapu bersih kemenangan Pilkada akan besar,” katanya percaya diri.

Baca juga :  Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Persiapan Pilgub Jabar Memanas

Strategi yang solid sepertinya memang dibutuhkan PDI Perjuangan dan Golkar untuk menghadapi kekuatan poros lawan, yaitu Gerindra dan PKS yang merupakan kubu pertahana karena mengusung Deddy Mizwar yang kini masih menjadi Wakil Gubernur Jabar. Apalagi sang pertahana saat ini juga sudah mulai melakukan pendekatan ke masyarakat Jabar melalui berbagai acara di daerah-daerah, termasuk memperkenalkan sosok Prabowo Subianto, bakal calon presiden mereka.

Berbeda dengan dua poros yang saling berseberangan tersebut, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada akhirnya secara resmi mengumumkan akan menggandeng Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilgub nanti. Namun walau PKB akan berkoalisi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), keduanya masih membutuhkan 8 kursi lagi untuk menggenapkan 20 kursi sebagai syarat pencalonan kandidat. Menurut Wakil Sekjen PKB Daniel Johan, Ridwan Kamil sebenarnya sudah berkali-kali meminta PKB menjadi pimpinan koalisi pendukungnya.

Setelah melakukan pertimbangan, PKB pun akhirnya siap bersama-sama dengan NasDem mengusung Walikota Bandung yang akrab disapa Kang Emil tersebut. PKB juga berharap bisa menempatkan kadernya. “PKB diharapkan bisa menempatkan wakil, tapi PKB juga terbuka dengan masukan sahabat koalisi yang lain, yang penting wakilnya nanti mampu memperkuat posisi Ridwan Kamil di dalam memenangkan hati rakyat Jabar,” katanya.

Hanya, PKB sudah jelas menolak bila wakil untuk Ridwan Kamil di Pilgub Jabar adalah Bima Arya. PKB, disebut Daniel, punya alasan tersendiri menolak Walikota Bogor itu mendampingi Ridwan Kamil. “Kami menganggap Bima Arya tidak menambah kekuatan maksimal untuk Ridwan Kamil,” jelas Wakil Ketua Komisi IV DPR tersebut. Permasalahan ini juga diakui oleh Kang Emil yang sebenarnya mengaku cocok dengan politikus PAN tersebut. “Kalaupun Kang Bima mau juga belum tentu jadi. Kan koalisinya harus merestui. Beliau mau tapi koalisinya tidak merestui ya susah,” ungkap Ridwan Kamil, Kamis (24/8).

Baca juga :  Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

(Suara Pembaruan)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...