Bicara lembaga think tank di Indonesia, Center for Strategic and International Studies (CSIS) mungkin dapat dikatakan yang terdepan, khususnya jika melihat sejarah dan kiprahnya. Mengutip buku Greg Barton, Kelly Bird, dan Susan Blackburn yang berjudul Indonesia Today: Challenges of History, pada tahun 1970-an Letnan TNI Ali Moertopo menginisiasi pembentukan CSIS.
Ali Moertopo membawa mereka yang belajar di Amerika Serikat (AS), khususnya dari Seymour Martin Lipset dan Samuel Huntington, untuk melakukan akselerasi modernisasi dan menduplikasi demokrasi AS di Indonesia.
Sepak terjang yang tak diragukan lagi membuat publik gempar atas pernyataan salah satu pendiri CSIS Jusuf Wanandi baru-baru ini. Pria kelahiran tahun 1937 itu menyebut Pilpres 2024 hanya akan diisi oleh dua paslon.
Menurut Jusuf, kalkulasi kemenangan akan sulit dilakukan apabila lebih dari dua paslon. Itu terlihat di Pilgub DKI Jakarta 2017 ketika Ahok kalah di putaran kedua, padahal menang di putaran pertama.
Lantas, dengan PDIP juga secara terang-terangan menginginkan dua paslon, apakah pernyataan Jusuf sudah pasti terbukti?
Baca selengkapnya artikel “Pilpres 2024 Hampir Pasti Ganjar vs Prabowo?” di website PinterPolitik.com