HomeCelotehMengapa Ridwan Kamil Perjuangkan Lucky Hakim?

Mengapa Ridwan Kamil Perjuangkan Lucky Hakim?

Lucky Hakim menghebohkan berita dengan surat pengunduran dirinya dari Wakil Bupati Indramayu. Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil pun sampai turun tanga


PinterPolitik.com

“Biarlah ku mencoba untuk tinggalkan semua…” – Killing Me Inside, Biarlah (2010)

Siapa sih yang gak pernah patah hati? Mungkin, ini yang dirasakan band Killing Me Inside saat menyanyikan lagu berjudul “Biarlah” (2010) ini.

Lagu ini bercerita tentang seseorang yang sedang berusaha untuk move on dari mantan kekasihnya yang sudah tak lagi sejalan. Meskipun susah, orang ini tetap ingin mencoba melupakan semua kenangannya.

Hmm, sepertinya lagu ini memiliki kemiripan dengan situasi Lucky Hakim yang mengundurkan diri dari posisi Wakil Bupati (Wabup) Indramayu. Pada 8 Februari 2023 lalu, Lucky mengajukan surat pengunduran dirinya kepada DPRD Indramayu.

Lucky mengaku mengundurkan diri karena merasa tidak lagi pantas mengemban jabatan wabup dan tidak tahu malu jika tidak mundur. Pasalnya, selama dua tahun menjabat, belum ada satupun janji kampanyenya yang terealisasikan.

Lucky juga merasa tidak dapat bekerja dengan optimal karena tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta perangkat pembantu wabup terbatas. Gaji dan fasilitas mewah sebagai wabup menurutnya tidak layak ia nikmati menimbang kinerja buruknya.

Hmm, dari sini, beberapa mungkin bertanya-tanya.Melihat usia jabatan Lucky yang masih muda, mengapa ia lebih memilih untuk mundur daripada bertahan?

Dalam buku The Chrysanthemum and the Sword, Ruth Benedict mempopulerkan pembagian masyarakat ke dalam spektrum guilt-shame-fear culture.

Guilt culture bersifat individualistis dan menitikberatkan perasaan bersalah atas tindakan yang menyalahi norma/moral. Kedua, shame culture menitikberatkan tekanan sosial dan mempertahankan status serta kehormatan. Terakhir, fear culture cenderung menciptakan rasa takut untuk mendominasi.

Baca juga :  Megawati and The Queen’s Gambit

[AR1] 

Berdasarkan pemetaan The Culture Test, mayoritas negara Timur masuk ke dalam spektrum masyarakat shame culture. Jepang adalah negara dengan shame culture yang paling kental.

Pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Yukio Hatoyama pada 2010, misalnya, dilakukan karena kinerja pemerintah yang ia anggap jauh dari keinginan publik atau pengunduran diri PM Yoshihide Suga karena kebijakan Olimpiade Tokyo di tengah pandemi Covid-19.

Indonesia juga masuk ke dalam spektrum shame culture dalam pemetaan The Culture Test. Pengunduran diri Lucky Hakim boleh jadi adalah salah satu pembuktian dari pemetaan ini. Eh, tapi, kok ada yang sedikit berbeda ya dari kasus Lucky Hakim?

Ternyata, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) alias Kang Emil sampai turun tangan buat bantu mediasi kasus ini lho. Kabarnya,hubungan Lucky dan Bupati Indramayu Nina Agustina terkenal kurangharmonis.

Menariknya, upaya menuju mediasi ini dilakukan dengan sangat publik di media sosial. Kang Emil dan Lucky terlihat saling kontak via Instagram.

Hal ini bermula dari pengakuan Kang Emil yang mengalami kesulitan dalam menghubungi Lucky. Inipun kemudian ditanggapi Lucky melalui video yang diunggah di akun Instagram-nya. Kang Gubernur – bukan Kang The Conqueror – pun sampai janji akan mencarikan solusi atas persoalan ini.

Hmm, obrolan politik yang seperti ini sih sebenarnya bisa sajadilakukan di balik layar. Apalagi, ketika yang bersangkutan sudah terang-terangan ingin mundur. Kalau kata Killing Me Inside sih, biarlah Lucky Hakim mencoba untuk tinggalkan semua.~

Namun, mungkin saja Kang Emil ingin menunjukkan ketegasannya sebagai gubernur dalam menjaga keharmonisan Jabar. Akankah misi penyelamatan ala Kang Emil ini berhasil? (A89)


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?