HomeCelotehPrabowo-Imin: Koalisi Kolang-kaling?

Prabowo-Imin: Koalisi Kolang-kaling?

Setelah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dirumorkan akan maju bersama sang Ketua DPR RI. Namun, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin atau Gus AMI) mengatakan bahwa Prabowo hanya bisa maju bersama dirinya.


PinterPolitik.com

“Mixed in, now I’m twisted” – Kastro, “Hail Mary” (1997)

Coba bayangkan ketika kalian harus melalui hari-hari yang temperaturnya terbilang panas. Apalagi, di Indonesia, suhu dan cuaca yang panas udah menjadi kondisi dan situasi yang tidak bisa terhindarkan.

Nah, cuaca panas seperti inilah yang mungkin menjadi penyebab bagi para leluhur kita membuat berbagai jenis hidangan yang memang disajikan dingin. Di Italia, misalnya, mengonsumsi gelato bisa jadi adalah hal yang wajib ketika musim panas (summer) datang.

Bila Italia punya gelato, Indonesia pun memiliki berbagai jenis hidangan manis dan dingin – biasa disebut dessert. Negara kita punya es puter, es teler, es doger, es kelapa muda (degan), hingga es campur.

Nah, dari berbagai jenis dessert tersebut, ada satu jenis es yang cukup menarik perhatian karena visual-nya yang berwarna-warni, yakni es campur. Dari namanya saja, kita tahu kalau ada banyak bahan yang akhirnya tercampur menjadi sebuah dessert yang nikmat – mulai dari es serut, sirup, kelapa, alpukat, roti, hingga kolang-kaling.

Ngomong-ngomong soal kolang-kaling, es campur sebenarnya juga bisa dijadikan analogi atas dinamika politik yang terjadi kini. Salah satunya adalah koalisi yang terbangun antara Partai Gerindra dan PKB – yang mana disebut-sebut mengusung Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pasangan calon (paslon) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Prabowo Didekati Puan Cak Imin Posesif

Mungkin, koalisi ini bisa dibilang menjadi koalisi kolang-kaling – meminjam istilah dari Fahri Hamzah. Dalam es campur, kolang-kaling yang digunakan sering kali memiliki warna merah dan hijau. Ya, sama lah ya dengan warna dari masing-masing Partai Gerindra dan PKB.

Baca juga :  Haji Isam: Yury Kovalchuk-nya Prabowo?

Ini juga sebenarnya sejalan dengan identitas politik yang ada di antara Gerindra dan PKB. Meminjam klasifikasi politik dari Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java, Gerindra mungkin bisa masuk dalam kelompok abangan (nasionalis) sedangkan PKB masuk dalam kelompok santri (religius).

Hmm, tapi nih, bisa saja Pak Prabowo membutuhkan bahan lebih dari sekadar kolang-kaling agar menciptakan “es campur” yang lebih nikmat. Apakah Pak Prabowo juga bakal butuh “sirup” berwarna merah agar bisa menjadi pemanis bagi “dessert” tersebut? 

Mungkin, hanya Pak Prabowo dan Cak Imin (serta Mbak Puan Maharani) yang bisa menjawabnya secara pasti. Hehe. (A43)


spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?