Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menjadi sorotan publik. Hal ini tidak lepas dari seragam baru bernuansa militer yang dilengkapi dengan baret dan tongkat komando. Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto menegaskan jika tampilan baru ini bertujuan untuk menambah kewibawaan para ASN.
Biasanya jika menyambut sesuatu yang ‘baru’, rasa antusias kadang tidak terbendung. Rasa bahagia dan sukacita kerap menyelimuti untuk menyongsong dunia yang baru.
Sama halnya dengan pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian ATR/BPN yang saat ini sudah memiliki seragam baru. Bagaimana tidak? pegawai di instansi ini akan mengenakan baret dan tongkat komando.
Maka, tidak heran jika beberapa pihak menilai seragam ini kental dengan nuansa militer. Bahkan salah satu politisi asal PDIP, Junimart Girsang, mempertanyakan urgensi seragam baru ini karena dianggap bukan merupakan prioritas ketika sedang melaksanakan tugas.
Namun, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto justru menilai sebaliknya, yakni seragam baru ini bisa meningkatkan kepercayaan diri dan kewibawaan para ASN. Hmm, apa betul?
Well, sebenarnya wajar-wajar saja jika Pak Hadi mengatakan perubahan seragam ini bisa meningkatkan kewibawaan. Setiap pemimpin tentu memiliki cara agar instansi yang dipimpin bisa maju dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Terlebih, saat ini, Kementerian ATR/BPN sedang gencar membasmi para mafia tanah yang meresahkan publik. Hmm, apa mungkin seragam bernuansa militer ini perwujudan psywar untuk menakuti para mafia tanah?
Mengacu pada pakar strategi militer Tiongkok kuno Sun Tzu dalam bukunya Art of War, dijelaskan jika perang psikologis atau psywar lebih penting dari perang dengan menggunakan kekuatan pasukan. Alasannya ialah karena taktik ini lebih efektif untuk mengalahkan musuh karena menyerang mental dan pikiran. Hmm, yakin cara ini bakal berhasil?
Sepertinya bukan perkara mudah untuk mewujudkan hal tersebut apalagi kalau melihat background Pak Hadi yang sejak dulu berkecimpung di sektor udara. Ya, pengalamannya sebagai prajurit hingga menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) membuktikan kemampuannya di langit Indonesia. Wah, kalau soal udara tampaknya kemampuan Pak Hadi tidak perlu diragukan lagi!
Nah, kali ini jabatan Menteri ATR/BPN yang notabene ‘mengurusi’ tanah tentu menjadi tantangan baru buat mantan Panglima TNI ini. Bayangkan saja, sudah ‘mengudara’ sejak tahun 1986 dan kini diberikan tugas untuk menjadi menteri yang fokus menangani permasalahan lahan atau tanah. Well, sepertinya ini menjadi tantangan tersendiri.
Hmm, kalau diperhatikan tampaknya kisah Pak Hadi ini hampir mirip dengan sosok Aang dalam serial Avatar: The Legend of Aang. Mengapa? Karena Aang merupakan karakter pengendali udara. Nah, kalau begitu sama dengan Pak Hadi bukan?
Adapun Aang diharapkan bisa menjadi Avatar yang mampu menciptakan perdamaian di bumi dan mengalahkan raja api. Namun, untuk mewujudkannya, Aang harus menguasai empat elemen lainnya, yaitu meliputi air, tanah, dan api.
Meski demikian, tidak mudah untuk menguasai empat unsur kekuatan itu karena masing-masing suku memiliki ciri khas tersendiri – mulai dari ilmu hingga pakaian yang dikenakan. Aang yang berasal dari suku udara tentu memiliki perbedaan baik dari kekuatan hingga pakaian. Maka, tidak heran jika Aang memerlukan latihan dengan Toph untuk menguasai kekuatan dari unsur tanah.
Well, mungkin pergantian seragam yang dilakukan Pak Hadi terhadap instansi yang dipimpinnya merupakan bentuk ‘adaptasi’ karena adanya peralihan dari udara menuju ke darat, yaitu tanah. Hmm, atau bisa jadi cara ini merupakan solusi cepat untuk memahami seluk beluk ‘instansi’ yang saat ini ia pegang.
Mengingat, musuh yang dihadapi bukan perkara mudah karena harus melawan mafia tanah yang meresahkan. Ya, mafia tanah ini ibaratkan raja api yang begitu kuat sehingga sulit untuk ditaklukan.
Nah, kalau sudah begini tampaknya tidak mudah untuk memadamkan kekuatan raja api apalagi jika hanya mengubah tampilan saja. Tampaknya, Pak Hadi harus berpikir lebih keras untuk mengalahkan raja api jika tidak mempan dengan mengoptimalkan salah satu unsur saja. Wah, jangan-jangan bukan suku udara, tanah maupun air yang bisa ‘kalahkan’ suku api tetapi suku lainnya, yakni suku dinas pemadam kebakaran. Hehe. (G69)