HomeCelotehPrabowo vs Paloh Soal Taufik?

Prabowo vs Paloh Soal Taufik?

“Kebetulan saya melihatnya dekat nih (Nasdem) untuk 2024 (mendukung) ke Anies. Ini agak sejalan dengan pikiran saya. Saya tadi mendoakan Anies (jadi presiden).” – Mohammad Taufik, Politisi Gerindra


PinterPolitik.com

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Jakarta Timur menggugat Ketua Umum Prabowo Subianto serta Dewan Pembina Partai Gerindra ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ini merupakan fenomena politik yang mungkin jarang dijumpai dalam konteks partai politik di Indonesia.

Gugatan ini adalah buntut dari tidak kunjung dipecatnya Mohammad Taufik dari status sebagai kader Gerindra, meskipun telah terbit keputusan Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) Gerindra yang merekomendasikan pemecatan Taufik.

Menanggapi hal itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta yang juga merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, keputusan pemecatan Taufik sepenuhnya menjadi kewenangan pusat. Oleh karenanya, seluruh kader harus menaati kebijakan partai.  

Mungkin sedikit memberikan konteks, peristiwa ini dimulai dari cerita panjang di balik dukungan Taufik kepada Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. 

Hal ini diakui oleh Taufik setelah menduga bahwa wacana pencopotan jabatannya dari DPRD DKI Jakarta terjadi usai ia mendoakan Anies agar bisa duduk sebagai presiden Indonesia.

Ketidakdisiplinan Taufik mungkin menjadi alasan pencopotan jabatannya dari DPRD, namun kekuatan politik yang telah terbentuk selama 8 tahun menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, yang mungkin membuat pencopotannya dari kader Gerindra menjadi terkendala.

image 64
Ketika Gerindra Gugat Prabowo

Hal ini masuk akal karena Gerindra pun masih tergantung dengan peran Taufik yang dianggap telah membangun modal politik yang begitu besar di Jakarta. Taufik dikenal sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta selama 12 tahun, sebelum posisinya digantikan oleh Ahmad Riza Patria.

Nah, di tengah ribut-ribut pencopotan ini, muncul isu rencana Taufik akan berlabuh ke Partai Nasdem yang dianggap cocok karena juga mendukung langkah politik Anies sebagai capres. Tentunya Gerindra tidak ingin mengambil resiko besar jika nantinya Taufik berpindah ke partai lain. Wih, bakal untung nih Nasdem yang dipimpin sama Surya Paloh. Soalnya, tambahan sosok seperti taufik akan menguntungkan basis partai tersebut.

Baca juga :  Gibran Wants to Break Free?

Rangkaian fenomena di atas seolah memperlihatkan bahwa manajemen kaderisasi partai politik di Indonesia  masih sangat lemah. Akibatnya, kaderisasi yang menjadi dasar dari munculnya kedisiplinan kader tidak berjalan, sehingga hanya menghasilkan politikus tanpa ideologi, dan bahkan memunculkan gejala lompat pagar para politisi.

Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda, menyebutkan partai politik sering kali gagal mengantisipasi penyimpangan yang terjadi dalam internal partai yang berkaitan dengan manajemen kaderisasi, seperti pragmatisme, kartelisasi, dan oligarkisme. 

Hanta menegaskan bahwa menguatnya pragmatisme para politikus merupakan imbas kegagalan parpol menjalankan sistem kaderisasi dan ideologisasi, sehingga keterikatan politisi dengan ideologi parpol sangat lemah. 

Dampak pragmatisme ini adalah memerosotkan militansi kader, sehingga mesin organisasi parpol tak berjalan optimal. Bahkan akan cenderung memunculkan kekuatan politik uang (money politics) dengan berbagai pola.

Untuk mengurai benang kusut ini, sekiranya parpol perlu berbenah untuk memodernisasi sistem manajemen kepartaian. Alasan modernisasi partai politik sebenarnya sederhana, yakni agar partai membuat pola baru dalam mempertahankan eksistensinya.

Cara ini dianggap efektif karena mampu mengubah peran figur yang dominan dalam partai menjadi peran organisasi yang akan jadi lebih dominan. Dalam istilah ilmu politik, ini disebut sebagai perubahan personal appeals menjadi institutional appeals

Pada akhirnya, manfaat dari kaderisasi partai diharapkan akan melahirkan anggota-anggota partai yang potensial untuk menjalankan roda organisasi partai dan juga menjadi calon pejabat publik dalam politik elektoral.

Btw, jadi ngerti kenapa Taufik mau banting setir ke partai lain. Mungkin karena lebih gampang kalau hanya banting setir, daripada dia banting supirnya. Nanti bisa jadi berantem dong. Hehehe. (I76)


MBS Buat Saudi Moderat?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Ganjar Punya Pasukan Spartan?

“Kenapa nama Spartan? Kita pakai karena kata Spartan lebih bertenaga daripada relawan, tak kenal henti pada loyalitas pada kesetiaan, yakin penuh percaya diri,” –...

Eks-Gerindra Pakai Siasat Mourinho?

“Nah, apa jadinya kalau Gerindra masuk sebagai penentu kebijakan. Sedang jiwa saya yang bagian dari masyarakat selalu bersuara apa yang jadi masalah di masyarakat,”...

PDIP Setengah Hati Maafkan PSI?

“Sudah pasti diterima karena kita sebagai sesama anak bangsa tentu latihan pertama, berterima kasih, latihan kedua, meminta maaf. Kalau itu dilaksanakan, ya pasti oke,”...