HomePolitik & FigureJadi Cagub, Risma Senyum Kecut

Jadi Cagub, Risma Senyum Kecut

Menghadapi Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun depan, PDI Perjuangan telah membulatkan tekad mengusung Walikota Surabaya Tri Rismaharini sebagai calon mereka.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]A[/dropcap]khirnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan telah menentukan calon gubernur yang akan mereka usung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur tahun depan. Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Syaifuddin Zuhri mengatakan pada Jumat (3/6), DPC sudah menyelenggarakan rapat untuk mencari kader yang akan dicalonkan dari DPC ke bursa Pilgub Jatim.

Keputusannya, DPC akan mendaftarkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Bakal Calon Gubernur Jatim di kantor DPD PDIP Jatim. “Hasil rapat partai Jumat lalu memutuskan DPC PDIP Surabaya mengusulkan Risma sebagai bakal calon Gubernur Jatim lewat PDIP. Pekan depan kami akan ambil formulir pendaftaran untuk bu Risma,” kata pria yang juga anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini.

Menurut pria yang akrab di sapa Ipunk, DPC mengusulkan Risma karena dianggap sebagai kader terbaik. Selain itu, kinerja Risma dalam memimpin Surabaya pun tidak perlu diragukan lagi. Selain itu, pencalonan ini juga berdasarkan pada Rapat Kerja Daerah DPD PDIP Jatim yang meminta semua DPC PDIP se-Jatim mengusulkan kader yang dianggap mempunyai potensi untuk bisa mengikuti kontestasi di Pilgub Jatim.

Belum Komunikasi

Ipunk mengakui kalau pihak mereka belum melakukan komunikasi dengan Risma terkait setuju dan tidaknya maju di Pilgub Jatim, namun ia menegaskan bahwa sebagai kader PDIP, Risma tentunya akan mematuhi apa yang diperintahkan partai. “Bu Risma tidak punya hak menolak atau mengiyakan. Partai punya pertimbangan lain, baik dari hasil survei dan kajian tertentu sebagai penentu memberikan rekomendasi,” katanya.

Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Regional (LSR) sejak November 2016 hingga Maret 2017 menunjukkan, elektabilitas Risma mencapai 34 persen, tiga poin di bawah Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang mencapai 37 persen, dan satu poin lebih tinggi daripada Khofifah Indar Parawansah yang mendapat 33 persen. Sementara untuk popularitas, Risma memperoleh 78 persen, masih berada di bawah Gus Ipul yang mencapai 86 persen, tetapi di atas Khofifah yang mengantongi 77 persen.

Sementara itu, Risma sendiri enggan berkomentar mengenai kabar ini. Walikota perempuan pertama Surabaya ini, hanya tersenyum meladeni awak media yang mewawancarainya di sela-sela acara menyambut Juri Kota Layak Anak, di Lobi Balai Kota Surabaya, Sabtu (3/6). Saat dikatakan kalau DPC PDIP Kota Surabaya berinisiatif mendaftarkan dirinya, Risma hanya diam. “Hmm….,” kata Risma sambil tersenyum kecut dan langsung balik badan, berlalu menuju kembali ke ruangannya di lantai dua.

Sejak namanya masuk dalam bursa cagub Pilkada Jatim 2018, Risma melakukan aksi bungkam kalau ditanya seputar komunikasi dirinya dengan DPC PDIP Surabaya. Sebab sebelumnya, Risma menegaskan tidak berminat dicalonkan menjadi Gubernur Jatim. Ia juga enggan menanggapi adanya dukungan kepada dirinya. “Aku gak kepingin rek, wes kesel,” jawabnya dengan bahasa khas Suroboyoan, Rabu (1/2) lalu.

Waktunya Maju Tingkat Nasional

Sementara itu, Ketua Lembaga Hikmah dan kebijakan Publik Muhammadiyah Kota Surabaya Ach Zainul Arifin menilai Risma tidak tepat bila memimpin Jawa Timur. Prestasi dan kinerja Risma yang sudah teruji lebih tepat jika memimpin dalam skala nasional. “Kepemimpinan yang sudah jalan jangan ditarik untuk kepentingan tertentu atau tersembunyi. Saya yakin Bu Risma tidak akan tergoda,” kata Zainul, Minggu (4/6).

Mantan politisi PAN ini justru khawatir wacana pencalonan Risma sebagai rival Gus Ipul akan menjadi kegaduhan politik di Kota Surabaya, seperti halnya ketika Risma didorong maju melawan Basuki T Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. “Surabaya masih membutuhkan Ibu Risma, saya menyakini sebagian warga Surabaya ingin Bu Risma tetap memimpin kota ini. Lain lagi jika Bu Risma dipanggil untuk memimpin Indonesia,” katanya.

Bagi pria yang biasa disapa Cak Ipin ini, tokoh sekaliber Risma sudah saatnya memimpin Indonesia, ia layak menjadi presiden maupun wakil presiden. Dunia internasional hingga daerah-daerah di Tanah Air juga telah mengakui kerja keras Risma dan tekad anti korupsinya. “Indonesia butuh pemimpin yang bekerja pakai hati. Tentu warga Surabaya akan bangga jika Bu Risma memimpin Indonesia. Warga Papua saja telah menobatkannya sebagai Mama Risma. Ini bukti Bu Risma bukan pemimpin skala regional,” tutupnya.

(Berbagai sumber/R24)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...